Persoalan Uighur, KNPI: Selesaikan Melalui Persuasif, Perdamaian, dan Kedepankan Tabayyun

 Persoalan Uighur, KNPI: Selesaikan Melalui Persuasif, Perdamaian, dan Kedepankan Tabayyun

HIDAYATUNA.COM, Jakarta — Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Addin Jauharudin mengatakan adanya gerakan separatisme, dan radikalisme yang berkembang di sebagian masyarakat Uighur, sebaiknya diselesaikan dengan pendekatan persuasif, perdamaian dan bisa belajar dari komunitas muslim Indonesia.

Selain itu, mantan Ketua Umum PB PMII tersebut juga meminta semua pihak di Indonesia untuk tidak mempolitisasi isu persoalan Uighur di Xinjiang karena hal tersebut merupakan masalah internal pemerintah Tiongkok.

“Ini demi menciptakan stabilitas kawasan di Tiongkok dan perdamaian global,” katanya, di Jakarta, Kamis (27/12/2019).

Jumlah penduduk muslim di Cina, lanjutnya, mencapai 23 juta jiwa. Tersebar di banyak provinsi dan etnis. Begitupun jumlah mahasiswa Indonesia sekitar 440 ribu orang semuanya dalam keadaan baik–baik saja.

“Maka konflik Uighur tidak bisa dikaitkan dengan persoalan agama dan persoalan terorisme dan radikalisme yang berkembang di Uighur juga bukan bagian dari agama,” ungkapnya.

Di sisi lain, ia menghimbau kepada seluruh organisasi di Indonesia dan khususnya organisasi islam untuk tidak terprovokasi soal Uighur, yang tentu saja dapat berdampak pada terganggunya perdamaian global.

Dengan begitu, ia berharap mengedepankan tabayyun. Sedangkan DPP KNPI sebagai organisasi berhimpun organisasi kepemudaan yang isinya lintas agama, suku dan golongan menghimbau untuk memandang soal Uighur secara jernih, rasional dan tidak terprovokasi dengan sentimen suku agama dan ras (SARA).

“Kepada pemerintah agar melakukan diplomasi lunak untuk membantu dengan membagi pengalaman penyelesaian konflik kepada pemerintah Tiongkok,” tukas KNPI.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *