Pernikahan Campuran Picu Pemeluk Islam di Israel Meningkat

 Pernikahan Campuran Picu Pemeluk Islam di Israel Meningkat

Pernikahan Bukan Alat Penguasaan (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Sebuah laporan baru-baru ini mengumumkan bahwa jumlah pemeluk Islam di Israel mengalami peningkatan. Faktor pernikahan campuran disebut sebagai pendorong utama atas meningkatnya umat Islam di negara tersebut.

Sebuah organisasi di Israel yakni Lehava menyebutkan kasus pernikahan campuran antara orang Yahudi dan Arab memicu mengapa kini umat Islam di Israel bertambah.

Untuk itu, Lehava mengaku ingin menghentikan praktik pernikahan campuran antara Yahudi dengan Arab. Sedari awal, organisasi ini dinilai kontroversial karena dianggap rasis.

Dimana Lehava menentang praktik pernikahan campuran, khususnya antara orang Arab dengan Yahudi. Organisasi ini menyebut dari kasus pernikahan campuran antara Yahudi dan Arab biasanya disusul dengan masuknya orang Yahudi pindah agama.

“Sulit memberikan angka resmi, tetapi kami tahu bahwa kasus konversi (perpindahan agama) sedang meningkat. Hanya karena proses asimilasi di Israel juga meningkat,” kata Anat Gopstein pendiri Lehava dilansir dari Sputniknews, Senin (14/12/2020).

Fenomena Mualaf Yahudi dan Arab

Praktik pernikahan campuran rata-rata melibatkan pihak perempuan dari Yahudi dan pihak pria dari orang Arab. Setelah melakukan pernikahan, para perempuan Yahudi ini pun kemudian menjadi mualaf.

Meski fenomena perpindahan agama adalah hal lumrah dan lazim diberbagai negara, namun Lehava menilai itu sebagai ancaman dan mereka menentang pernikahan campuran Yahudi dan Arab.

Kelompok ini sangat mempermasalahkan ketika ada warga Israel yang berpindah agama memeluk Islam. Hal ini dipicu karena Israel sendiri sedang berkonflik dengan Palestina.

Mualaf Terus Meningkat

Terkait meningkatnya jumlah pemeluk Islam di Israel, sebuah data resmi pada tahun 2003 menyebutkan bahwa terdapat 40 orang Yahudi Israel yang memilih memeluk Islam.

Kemudian pada tahun 2006, angka tersebut naik hampir dua kali lipat. Dimana jumlahnya mencapai 70 orang Yahudi yang memutuskan menjadi mualaf.

Tren kenaikan ini terus meningkat rentang tahun antara 2005 hingga 2007. Dalam data resmi yang dirilis pemerintah Israel, ada sekitar 250 orang Israel yang memutuskan menjai muslim.

Sebagaian besar kasus perpindahan agama ini didominasi perempuan. “Cara kerjanya adalah perempuan akhirnya pindah agama karena mereka menikah dengan pria Muslim,” paparnya.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *