Peristiwa-Peristiwa Bersejarah di Bulan Muharram

 Peristiwa-Peristiwa Bersejarah di Bulan Muharram

Tahun Baru Islam 1443 H (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Umat Islam telah kehadiran tamu yang istimewa, yaitu bulan Muharram. Satu dari empat bulan yang mulia di sisi Allah Swt., sekaligus merupakan tahun baru Hijriyyah 1443. Allah berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثۡنَا عَشَرَ شَهۡرٗا فِي كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوۡمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ مِنۡهَآ أَرۡبَعَةٌ حُرُمٞۚ

Artinya: Sesungguhnya hitungan bulan di sisi Allah ada 12 bulan, dalam ketentuan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan yang mulia. (QS. al-Taubah:36)

Empat bulan haram (mulia) dalam ayat tersebut dijelaskan Rasulullah sebagai berikut:

السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ. متفق عليه

Artinya : Satu tahun ada 12 bulan. Empat bulan diantaranya adalah bulan haram (suci), tiga diantaranya beurutan, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijah Muharram, Rajab Mudhar yang diapit bulan Jumada (al-akhir) dan bulan Sya’ban (HR. Bukhari dan Muslim).

Peristiwa Bersejarah di Bulan Muharram

Al-Imam al-Hafidz Nashiruddin al-Dimasyqi dalam bukunya Majmu’ fihi Rasail menjelaskan tiga peristiwa besar dan bersejarah yang terjadi di hari Asyura’.

  • Allah Menyelamatkan Nabi Nuh

Pertama, Allah menyelamatkan Nabi Nuh, keluarga, dan pengikutnya dari banjir besar yang menenggelamkan hampir di seluruh dunia, dari ujung timur sampai ujung barat. Banjir ini berlangsung selama lima bulan.

Dikisahkan bahwa Nabi Nuh dan pengikut-pengikutnya naik ke atas kapal pada tanggal 10 Rajab. Kemudian kapal itu mengelilingi dunia selama 150 hari, dan mereka keluar dari kapal dan singgah di gunung Judi tepat pada tanggal 10 Muharram (hari Asyura’).

Untuk mengekspresikan kegembiraan tersebut, Nabi Nuh dan pengikut-pengikutnya melaksanakan puasa di hari Asyura’.

Dalam kitab Sullam al-Munajat, disebutkan bahwa kapal Nabi Nuh menghabiskan 124.000 papan. Setiap papan ada tulisan nama Nabi Muhammad, dan ada empat papan yang tertulis nama empat sahabat Nabi.

Menurut Ibnu Kasir, panjang kapal Nabi Nuh adalah 1200 hasta (atau sekitar 540 m) dan lebarnya 600 hasta (270 m) dengan desain lincip bagian depan untuk memudahkan pelayarannya. Kapal ini memiliki tiga tingkat;

Tingkat pertama ditempati binatang-binatang buas dan ternak yang berpasang-pasangan. Tingkat kedua diisi Nabi Nuh, keluarga dan kaumnya yang beriman dengan total keseluruhan sebanyak 80 orang. Sedangkan tingkat ketiga ditempati burung-burung.

  • Menyelamatkan Nabi Musa dan Kaum yang Beriman

Kedua, Allah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya yang beriman sebanyak 600.000 dan menenggelamkan Fir’aun serta tentara-tentaranya sebanyak 1.600.000 pasukan. Menurut Ibnu Kasir, mengutip beberapa pendapat ulama’ bahwa kuda yang digunakan oleh para tentara Fir’aun sebanyak100.000 kuda jantan berwarna hitam.

Oleh karena itu, sebagai wujud syukur beliau kepada Allah, beliau mengajak kaumnya untuk melaksanakan puasa sunnah pada hari Asyura’.

  • Pembunuhan Husain bin Ali bin Abi Thalib

Cucu Nabi Muhammad Saw. yaitu Sayyiduna Husain bin Ali bin Abi Thalib dibunuh secara tragis dengan kepala terpenggal. Peristiwa berdarah itu terjadi di tanah Karbala pada hari Jum’at, 10 Muharram.

Menurut imam al-Thabarani dalam bukunya Maqtal Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, bahwa kabar kesyahidan Husain telah disampaikan JIbril ketika Husain masih kecil.

Dikisahkan bahwa satu waktu, Husain masuk ke kamar Nabi yang ketika itu sedang menerima wahyu. Lalu Husain meloncat ke atas pundak Nabi dan bermain-main di atas punggungnya.

Jibril lantas bertanya, “Wahai Nabi Allah, apa engkau mencintainya?” Nabi Muhammad menjawab, “Wahai Jibril, bagaimana aku tidak mencintai cucuku?” Jibril melanjutkan, “Setelah Anda wafat nanti, umatmu akan membunuhnya.”

Jibril kemudian mengambil tanah berwarna putih dan memberikannya kepada Nabi Muhammad. “Wahai Muhammad, di tanah inilah cucumu akan dibunuh. Tanah itu namanya Thaf (Karbala).

Abdul Wadud Kasful Humam

Dosen di STAI Al-Anwar Sarang-Rembang

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *