Peristiwa Nakba dan Awal Mula Pendudukan Israel di Tanah Palestina
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Sudah satu bulan lebih, serangan Israel ke Jalur Gaza terjadi.
Korban jiwa semakin berjatuhan dan kondisi perang semakin mencekam semenjak Israel mengerahkan pasukannya masuk ke Jalur Gaza. Bisa dikatakan, genosida telah terjadi di Jalur Gaza saat ini.
Penyerangan terjadi saat ini merupakan rentetan panjang dari cita-cita orang Yahudi mendirikan negara di tempat yang mereka sebut “tanah yang dijanjikan”, yaitu wilayah Palestina hingga Israel berdiri sekarang tak lepas dari terjadinya peristiwa Nakba.
Sejarah Nakba
Nakba bahasa Arab berarti malapetaka atau bencana. Peristiwa ini merupakan pengusiran orang-orang Arab Palestina dari tanah kelahiran mereka yang dimulai pada tanggal 15 Mei 1948 atau sehari setelah diproklamirkannya negara Israel 14 Mei 1948.
Istilah “Nakba” digunakan untuk menggambarkan peristiwa tahun 1948 dan penganiayaan, pemindahan, dan pendudukan Palestina yang sedang berlangsung, baik di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza, maupun di wilayah Palestina lainnya.
Saat itu, ratusan ribu rakyat Palestina dipaksa keluar dari tanah kelahiran mereka sendiri sehingga harus rela hidup sebagai pengungsi di berbagai negara.
Peristiwa ini tak lepas dari propaganda deklarasi Balfour dan munculnya ketegangan Arab-Israel.
Ada tiga hal besar yang terjadi di hari Nakba. Pertama, dicabutnya nama Palestina secara geografis dan politik, kedua, berdirinya negara Israel, dan ketiga, mulai meletusnya perang pertama Arab-Israel.
Peristiwa Nakba sebagai penanda awal rentetan kekejaman Israel yang terus menjarah tanah, mengusir orang, dan merusak kisah dari pembersihan besar-besaran dari tahun 1948 hingga penargetan terus-menerus terhadap tembok dan penghancuran.
Tahun 1949, koalisi negara Arab menyatakan perang sebagai reaksi dari dampak peristiwa Nakba. Perang tersebut menandai awal mula rentetan perang Arab-Israel jilid I.
Tetapi akhirnya mereka dikalahkan Israel dengan bantuan logistik dari Eropa dan Amerika.
Sebelum perang, 200.000 dan 300.000 orang Palestina telah pergi atau dipaksa keluar dan 300.000 hingga 400.000 orang Palestina lainnya mengungsi selama perang. Angka keseluruhan diperkirakan mencapai 700.000 orang Palestina yang terusir.
Hingga perang berakhir, Israel berhasil menguasai Sebagian besar wilayah mandat Britania Palestina dan mengatur keseluruhan administrasi dan tata kelola di wilayah tersebut.
Sementara organisasi pembebasan Palestina (PLO) baru berdiri pada tahun 1964.
Perayaan Hari Nakba sebagai Refleksi Cita-cita Kemerdekaan Palestina
Peristiwa Nakba bukan hanya sebuah kolonialisme, melainkan perampasan, pengusiran serta pemusnahan eksistensi Palestina dari kancah dunia.
Untuk itu peristiwa nakba akan selalu diperingati sebagai awal dari kehancuran Palestina
Peringatan hari Nakba diinisiasi tahun 1998 oleh pemimpin Palestina saat itu, Yasser Arafat.
Dia menetapkan tanggal tersebut sebagai hari peringatan hilangnya tanah air Palestina.
Nakba merupakan salah satu simbol dasar budaya identitas Palestina yang sangat fundamental.
Nakba mengingatkan rakyat Palestina kejahatan militer Zionis yang mencaplok 80% tanah Palestina, kemudian mendeklarasikan berdirinya negara etnis Yahudi dengan nama Israel.
Hingga saat ini penderitaan Palestina masih terus berlanjut dan Palestina belum Merdeka.
Perayaan Nakba pertama kalinya dalam sejarah diperingati oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin 15 Mei 2023.
PBB secara resmi memperingati 75 tahun Hari Nakba, atau pelarian ratusan ribu warga Palestina dari tempat yang sekarang menjadi Israel. []