Perempuan Mandiri Bukan Berarti Tak Butuh Laki-Laki
HIDAYATUNA.COM – Selama ini sering sekali perempuan mandiri dianggap sebagai makhluk lemah yang memiliki keterbatasan dalam melakukan berbagai hal. Anda mungkin tidak heran lagi dengan perempuan yang belum memiliki pasangan lalu dikasihani.
Sedangkan perempuan itu sendiri tetap enjoy menjalani kehidupan dan berbagai aktivitasnya walaupun belum memiliki pasangan. Untuk sekadar angkat galon sendiri pun, masih banyak yang melihat perempuan dengan pandangan aneh dan disertai dengan rasa kasihan.
Lalu, apa yang salah dengan perempuan yang belum punya pasangan dan juga bisa mengangkat galon sendiri? Perempuan-perempuan ini masih tetap bisa hidup secara mandiri dengan versinya masing-masing.
Dengan kemandirian yang dimilikinya inilah, perempuan tidaklah selalu bergantung kepada orang lain. Tetapi akan berusaha semampunya terlebih dahulu.
Perempuan Mandiri Bisa Mengelola Pikirannya Untuk Menyelesaikan Masalah
Mungkin ada sebagian orang yang beranggapan bahwa perempuan mandiri itu selalu bisa mencari uang sendiri dan pantang untuk mendapat bantuan dari orang lain. Anggapan seperti inilah yang seharusnya diluruskan.
Perempuan boleh saja menerima bantuan orang lain. Bahkan perempuan yang mandiri juga tidak selalu bisa mencari uang sendiri.
Tapi perempuan mandiri adalah mereka yang mampu untuk mengelola pikirannya dengan sebijak mungkin dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Ia bisa melibatkan pemikiran yang jernih, mempertimbangkan segala hal, dan mencari solusi untuk bisa keluar dari permasalahannya. Maka inilah yang namanya perempuan mandiri.
Perempuan Mandiri Itu Punya Versinya Masing-Masing
Kita tidak bisa menyamaratakan antara satu perempuan dengan perempuan yang lain. Begitu pun dalam urusan kemandirian.
Setiap perempuan pastinya memiliki versi mandiri masing-masing yang dilakoninya selama ini.
Ada perempuan yang merasa dirinya mandiri karena bisa cari nafkah sendiri, atau bisa menjadi single mom sekaligus mengurus orangtuanya yang sudah tua. Atau bisa antar dan jemput anak setiap hari dengan naik sepeda motor sendiri, dan masih banyak lagi.
Jadi, kita tidak bisa menyamakan setiap perempuan dengan kemandirian yang sama. Mungkin saja perempuan yang satu tidak bisa mengantar atau menjemput anaknya sekolah karena sibuk dengan pekerjaannya.
Tetapi ia mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah dengan usaha sendiri untuk menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Maka, perempuan ini juga dikatakan sebagai perempuan mandiri dengan memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya.
Perempuan Mandiri Juga Membutuhkan Bantuan Laki-Laki
Sering sekali mendengar bahwa perempuan mandiri itu tidak lagi membutuhkan laki-laki dalam hidupnya. Jika kita menilik kembali, manusia itu adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
Ia pasti membutuhkan bantuan orang lain. Tidak hanya pada laki-laki saja, tetapi juga pada perempuan lainnya.
Dari anggapan yang seperti inilah, tidak sedikit dari laki-laki yang kemudian merasa ragu bahkan takut ketika akan mendekati perempuan yang mandiri. Ia merasa khawatir jika kemampuannya tidak sepadan atau terkalahkan oleh perempuan tersebut.
Perempuan yang mandiri itu tidak selalu menolak bantuan laki-laki. Mereka tetap bisa bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan atau menyelesaikan suatu masalah.
Hanya saja perempuan mandiri ini tidak ingin selalu bergantung yang secara berlebihan pada laki-laki. Selama ia mampu menggunakan pikiran dan fisiknya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau pun masalah, maka ia akan berusaha untuk mengatasinya.
Dengan begitu, mari kita luruskan apa yang dimaksud dengan perempuan mandiri ini karena sudah lama kita memiliki pandangan bahwa perempuan tidak membutuhkan keberadaan laki-laki. Padahal perempuan juga bisa membuka secara lebar bantuan dari siapa saja termasuk laki-laki.