Perempuan Itu Bukan Pemandangan
HIDAYATUNA.COM – Keberadaan perempuan di dunia ini bak sebuah berlian yang dalam pandangan sebagian besar orang sangatlah mengagumkan. Dalam hal ini perempuan kerap kali dianggap sebagai objek keindahan. Bahkan tanpa harus memberikan gerakan sedikit pun, seolah-olah tubuh perempuan begitu menggoda dalam pandangan.
Toh, Allah SWT sudah memberikan bentuk pada tubuh manusia, baik itu perempuan maupun laki-laki yang tentu saja memiliki fungsinya masing-masing di setiap bagiannya. Bukan untuk sekadar dilihat dan dikagumi, karena pada kenyataanya perempuan itu bukanlah pemandangan.
Perempuan juga makhluk Allah SWT yang bisa berpikir, merasakan, dan bertindak. Perempuan bisa merasakan betapa risihnya saat harus menjadi pusat pandangan.
Seakan-akan bagian pada tubuhnya menjadi hambatan dan memancing orang untuk menggoda. Padahal Allah SWT.-lah yang sudah membuatnya sedemikian rupa dan pastinya tidak memiliki tujuan agar memancing orang lain menggoda.
Justru kita harus mempertanyakan tentang orang yang menggoda tersebut. Apakah dirinya tidak memahami kalau bentuk tubuh perempuan seperti ini, terdiri dari apa saja, dan fungsinya untuk apa saja?
Tubuh Perempuan Dikomersialkan
Kamu pasti pernah melihat dalam suatu promosi produk yang menghadirkan perempuan seksi untuk mendukung promosi tersebut. Inilah sebuah fenomena bahwa tubuh perempuan itu pantas untuk dikomersialkan.
Dengan memajang perempuan seksi nantinya diharapkan banyak orang yang tertarik lalu membeli produk tersebut. Maka masuklah sejumlah uang itu sebab promosi yang sangat menarik karena ada perempuan seksinya.
Ini menjadi salah satu bukti bahwa tubuh perempuan memang enak untuk dipandang, hingga mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah. Tapi di sisi lain, walaupun nantinya perempuan tersebut akan mendapatkan penghasilan dari pekerjaannya, ia juga akan mendapatkan cemoohan dari orang sekitar.
Dimana masyarakat kita memandang bahwa perempuan yang berpakaian seksi tidaklah sopan dan bisa menggoda lelaki. Padahal niat perempuan tersebut hanyalah untuk mencari nafkah, tidak bertujuan untuk menggoda siapa pun.
Cantik Itu Bukan Kata Benda Tapi Kata Kerja
Najwa Shihab pernah mengatakan bahwa cantik itu bukan kata benda, tapi kata kerja. Karena menurutnya, perempuan itu bukanlah pemandangan dan kecantikan itu bukan untuk diperlombakan.
Selama ini cantik memang menjadi ajang untuk bersaing antara perempuan satu dengan perempuan yang lain.
Berbekal pada standar kecantikan, yang mana cantik itu bertubuh langsing, tinggi semampai, berambut lurus, dan berkulit putih. Sedangkan perempuan yang tubuhnya berisi, berambut keriting, pendek, dan berkulit hitam tidaklah cantik.
Inilah yang kemudian membuat kebanyakan orang saling membandingkan siapa yang lebih cantik. Lalu perempuan yang lebih cantik itu, nantinya lebih pantas untuk dijunjung tinggi dan dielu-elukan.
Sedangkan perempuan yang dianggap tidak cantik akan direndahkan, dipojokkan, dan seperti tidak dianggap keberadaannya. Karena kriteria fisiknya tersebut telah menjadi kelemahan dari perempuan tersebut.
Setiap Perempuan Punya Definisi Cantiknya Masing-Masing
Perempuan cantik itu tidak berdasarkan pada standar yang selama ini dipercaya oleh mayoritas masyarakat. Tetapi setiap perempuan memiliki definisi cantiknya masing-masing dan kita tidak berhak untuk menentangnya.
Mereka bisa cantik dengan caranya sendiri dan akan semakin terpancar jika menampilkan kepercayaan diri akan segala sesuatu yang dimilikinya. Sebab tidak sedikit dari perempuan yang merasa minder atau rendah diri jika bertemu atau melihat “perempuan cantik” (insecure).
Dengan begitu, perlu untuk diluruskan bahwa perempuan itu bukanlah objek atau pun pemandangan yang bisa dikagumi, dinikmati, apalagi sampai dianggap memancing orang lain agar tergoda. Perempuan juga adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan dengan sedemikian rupa untuk bisa melakukan berbagai aktivitas tanpa harus merasa terganggu dengan tubuhnya.