Perempuan Iran Diizinkan Menonton Pertandingan Sepak Bola, Setelah Tekanan dari FIFA
HIDAYATUNA.COM – Pihak berwenang Iran mendapat banyak tekanan dari lembaga-lembaga internasional, khususnya FIFA dan AFC agar mengizinkan perempuan menonton pertandingan sepak bola di stadion.
Sejumlah perempuan Iran akhirnya diizinkan masuk ke stadion yakni Azadi Stadium di Teheran untuk menonton pertandingan sepak bola liga untuk pertama kalinya.
Tidak jelas berapa banyak perempuan yang diizinkan menonton pertandingan antara Esteghlal FC yang merupakan salah satu tim terbesar dan terpopuler di Teheran dan Iran dan Sanat Mes Kerman FC karena tidak ada konfirmasi dari pihak berwenang.
Video dan gambar dari stadion Azadi di ibukota Iran pada hari Kamis menunjukkan ratusan perempuan yang menghias diri mereka dengan warna tim mereka dan membawa bendera, memasuki stadion melalui gerbang terpisah dari pria.
Terdapat pengawas perempuan yang juga mengenakan gaun dari kepala hingga ujung kaki. Mereka ditempatkan di pintu masuk untuk memandu para penggemar perempuan masuk.
Para pengawas perempuan terdengar meminta penggemar perempuan untuk mengenakan jilbab saat memasuki stadion. Pendukung perempuan duduk terpisah dari laki-laki.
“Kami senang Anda hadir di stadion Azadi,” kata akun resmi Esteghlal FC dalam sebuah tweet singkat.
Pedoman COVID-19 dari Kementerian Kesehatan tetap mengimbau agar stadion sepak bola diisi maksimal 30 persen dari kapasitas keseluruhan. Stadion unggulan Azadi mampu menampung lebih dari 80.000 penonton.
Pertandingan Kamis itu terjadi setelah badan sepak bola internasional FIFA dan mitranya di Asia, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), meminta pihak berwenang Iran untuk mengizinkan wanita mengikuti pertandingan liga dalam sebuah surat bersama awal bulan ini.
Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai isi surat tersebut dan pihak berwenang Iran secara terbuka saling bertentangan tentang apakah surat itu mewajibkan Federasi Sepak Bola Iran untuk mengizinkan perempuan memasuki stadion.
Berbicara kepada wartawan pekan lalu, Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi mengatakan,
“Di mana pun kita bisa menyiapkan stadion untuk partisipasi perempuan, tidak ada halangan, tapi syaratnya adalah stadion siap.”
Sebelumnya, perempuan dilarang memasuki stadion besar tak lama setelah revolusi Islam di negara itu pada 1979.
Di bawah tekanan dari FIFA dan badan internasional lainnya, wanita hanya diizinkan untuk menghadiri beberapa pertandingan nasional dalam beberapa tahun terakhir, tetapi Kamis adalah pertama kalinya mereka disuguhi pertandingan liga. Hingga akhirnya perempuan Iran diizinkan untuk menonton pertandingan di stadion. []