Pentingnya Ilmu Mantiq Menurut Islam
HIDAYATUNA.COM – Saya pernah mengajar kitab al-Qistos al-Mustaqim dalam fan ilmu mantiq karangan Imam al-Ghazali. Kitab ini adalah kitab mantiq paling unik yang pernah saya baca. Dalam kitab tersebut beliau ingin “mengislamkan” ilmu mantiq yang didominasi dengan istilah-istilah para filosof yunani dengan istilah-istilah Islami.
Artinya beliau ingin membuktikan bahwa sebenarnya dalam Islam bahkan dalam Al-Qur’an itu ada mantiq. Beliau membuktikannya dengan membawa ayat-ayat yang menggunakan 3 syakal dalam mantiq.
Kemudian ada statement yang menurut saya sangat ekstrem dari beliau dari apa yang saya pahami. Walaupun bukan dari nashnya beliau tapi bisa dipahami dari konteks pembahasan beliau. Yaitu Rosul diutus didunia ini untuk mengajarkan hukum-hukum Allah dan mengajarkan “cara berfikir yang benar” atau sekarang lebih dikenal dengan ilmu mantiq. Beliau menjelaskan ini ketika mentafsirkan ayat:
لقد أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِٱلْبَيِّنَٰتِ وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْمِيزَانَ لِيَقُومَ ٱلنَّاسُ بِٱلْقِسْطِ
Beliau mentafsirkan kata الميزان yang ada pada ayat di atas dengan makna akal atau cara berfikir yang benar.
Dengan makna bahwa berfikirlah dan gunakanlah akal yg diberikan oleh Allah kepadamu dengan benar maka kamu akan bisa tau mana yang benar dan mana yang salah. Begitu pula kamu akan tahu kebenaran ajaran Islam serta sifat-sifat Allah, karena Allah memberikan akal bukan sia-sia. Kemudian mengutus Nabi untuk mengajarkan manusia bagaimana cara menggunakannya dengan benar sesuai Islam.
Maka dari sini kita tahu bahwa kelompok-kelompok yang ingin memarginalkan akal dari epistimologi Islam biasanya karena mereka mempunyai agenda terselubung agar kekebenaran dan kebathilan tidak bisa dibedakan.