Penting! Buatlah Kesepakatan Sebelum Menikah

 Penting! Buatlah Kesepakatan Sebelum Menikah

Pernikahan Bukan Alat Penguasaan (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Menikah menjadi suatu keputusan besar yang didahului dengan pertimbangan matang. Setiap orang pastinya menginginkan agar pernikahan langgeng dan cukup sekali saja seumur hidup.

Oleh karena itu, sebelum menikah sudah seharusnya dipersiapkan dengan sebaik mungkin. Hal ini untuk menghindari berbagai konflik yang kemungkinan bisa muncul di saat sudah berumah tangga.

Akan lebih baik jika berpisah sebelum menikah, sebelum akad benar-benar sah. Meski setiap kita tentu tidak ada yang menginginkan perpisahan.

Namun itu lebih baik daripada harus menelan pil pahit berupa perceraian setelah menikah karena tidak adanya kecocokan di dalam rumah tangga. Atau sudah tidak ada komitmen di antara kedua belah pihak.

Oleh sebab itu, melakukan penjajakan dan serangkaian obrolan maupun diskusi sebelum menikah sangatlah penting. Selain untuk mengenal satu sama lain, juga untuk membicarakan tentang perjanjian yang nantinya harus disepakati antara pihak laki-laki dan perempuan.

Agar saat sudah menikah tidak ada yang melanggarnya karena ketika perjanjian itu tidak dibuat, maka bukan suatu yang mustahil jika hal tersebut justru akan memicu adanya konflik dalam rumah tangga. Mengingat karakter setiap orang pasti berbeda-beda.

Jadi, upaya seperti ini adalah untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk itu benar-benar terjadi. Lalu, diskusi seperti apa yang seharusnya dibicarakan sebelum menggelar pernikahan untuk kemudian bisa disepakati?

Diskusi Tentang Istri Boleh Bekerja Atau Tidak

Hal inilah yang kerap kali menjadi masalah dalam sebuah rumah tangga. Dimana pihak istri yang ingin tetap berkarir meski sudah menikah, tetapi di sisi lain pihak suami ingin agar istrinya menjadi ibu rumah tangga saja dan mengurus anak di rumah.

Sedangkan setiap perempuan tidaklah bisa disamakan dengan perempuan lainnya untuk selalu berada di rumah terus. Oleh karena itu, demi menghindari cek-cok rumah tangga gara-gara istri mau tetap bekerja, maka sebelum menikah hendaknya dibicarakan terlebih dahulu.

Apakah nantinya ketika sudah menikah istri tetap akan bekerja seperti suaminya. Lalu jika sudah memiliki anak akankah menggunakan jasa baby sitter.

Atau istri di rumah saja sebagai ibu rumah tangga dan suami yang mencari nafkah. Bisa juga pihak istri yang mencari nafkah dan suami yang di rumah. Hal ini tidak akan menimbulkan masalah jika masing-masing sudah sepakat di awal sebelum menikah.

Diskusi Tentang Jumlah Anak yang Nantinya Akan Dimiliki

Hal yang tidak kalah penting sebelum memasuki fase menikah adalah diskusi mengenai jumlah anak di masa depan. Mengingat bahwa tubuh perempuan adalah sepenuhnya menjadi hak perempuan untuk memutuskannya.

Sebab perempuan sendirilah yang bisa merasakan bagaimana kondisi tubuhnya. Jika merasa tidak kuat dan harus dipaksakan, hal ini akan berdampak pada kesehatan fisik dan mentalnya.

Sehingga, masalah ini harus didiskusikan terlebih dahulu sebelum menikah. Baik itu tentang rencana jumlah anak yang akan dimiliki, maupun kapan akan memulai untuk program kehamilan.

Diskusi Tentang Pengelolaan Keuangan

Selain itu, sebelum menikah juga perlu untuk mendiskusikan tentang pengelolaan keuangan dalam rumah tangga. Apakah pihak suami atau istri yang harus mengelolanya.

Lalu perkara tentang nafkah yang nantinya akan diberikan suami kepada istrinya juga penting dibicarakan. Agar nantinya di tengah perjalanan, baik dari pihak istri maupun suami tidak saling menyimpan perasaan yang tidak mengenakkan tentang pasangannya.

Bahkan ada juga yang di awal sebelum menikah, pasangan suami istri ini mengatasnamakan bangunan rumah dengan nama anak mereka. Hal ini dalam upaya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Misalnya seperti rebutan warisan dan sebagainya.

Itulah beberapa hal yang perlu Anda diskusikan sebelum akad diucapkan. Bentuk diskusi lainnya juga bisa Anda lakukan, misalnya saja nanti setelah menikah akan tinggal di mana.

Lalu bagaimana cara mendidik anak, dan sebagainya. Tergantung keinginan dari pasangan yang bersangkutan demi mencegah konflik dalam rumah tangga.

Widya Resti Oktaviana

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *