Penjelasan Pelibatan Perempuan dalam Struktur PBNU Periode 2022-2027
HIDAYATUNA.COM, Jakarta — Terpilihnya Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid (Alissa Wahid) dan Khofifah Indar Parawansa mengisi struktur PBNU (Pengurusan Besar Nahdlatul Ulama). Di bawah kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf memberi nuansa baru di dalam kepengurusan NU.
Alissa Wahid mengatakan, dilibatkannya perempuan dalam struktur kepengurusan PBNU merupakan suatu terobosan yang sangat penting dalam perjalanan NU sebagai suatu jami’iyah. Ruang perempuan di Nahdlatul Ulama menurutnya sangat besar.
“Sejak awal ruang untuk perempuan itu besar di Nahdlatul Ulama. Kalau kita melihat acara Nahdlatul Ulama, pasti banyak perempuan tampil di ruang publik. Nah, sama halnya Nyai-nyai di Nahdlatul Ulama itu tidak hanya mengurusi Pak Kiai. Namun juga mengurusi santri dan pondok pesantren. Di sini sangat terlihat bahwa perempuan juga dapat berdedikasi di struktur PBNU,” ungkap Alissa dilansir, Kamis (13/1/2022).
Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian itu mengatakan bahwa dilibatkannya dirinya dalam struktur PBNU tidak hanya untuk dirinya secara pribadi. Melainkan sebagai gerbang bagi perempuan lain untuk memperbesar khidmah mereka bagi Nahdlatul Ulama, umat Islam, bangsa, negara dan peradaban dunia.
Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa, yang juga masuk dalam struktur Ketua PBNU menyatakan perempuan di Nahdlatul Ulama selalu terlihat dalam ruang publik. Selain itu, ia juga menegaskan bahwa kualitas Sumber Daya Manusia ditentukan oleh peran perempuan.
“Untuk membangun Sumber Daya Manusia, perlu meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Seperti melalui berbagai program yang dapat memberikan penguatan ekonomi perempuan di perdesaan. Yang kedua melalui pendidikan. Tidak hanya pendidikan formal, pendidikan vokasi dan informal sangat penting,” kata Gubernur Jawa Timur Tersebut.
Hal ketiga, lanjut Khofifah untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia NU, perlu menurunkan kasus stunting. Menurt Khofifah, problem stunting sangat dekat dengan perempuan.
Kesehatan reproduksi perempuan dari remaja sampai melahirkan perlu diperhatikan. Sehingga dalam hal ini perempuan memiliki peran penting untuk NU, untuk upaya memajukan bangsa, dan menyongsong Satu Abad Nahdlatul Ulama.