Penjelasan Kiai Miftachul Ahyar Soal Diturunkannya Nabi Adam ke Bumi
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Rais Aam PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) KH Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa diturunkannnya Nabi Adam As ke bumi bukan karena diusir dari surga, melainkan mendapat tugas mulia menjadi khalifatullah fil ardh (pemimpin di muka bumi).
“Sebagaimana sering saya sampaikan, Nabi Adam As turun ke bumi itu bukan karena diusir. Kok ada Nabi diusir,” kata Kiai Miftachul Akhyar dalam video pengajiannya yang diunggah akun TikTok @tvnu_official dikutip Senin (22/01/2024).
Menurut Kiai Miftach, diksi diusir itu tidak tepat. Sebab kalau istilahnya memakai kata diusir, itu artinya Nabi Adam sedang dimal’um. Yaitu orang yang dijauhkan dari kebaikan-kebaikan.
“Jadi Nabi Adam turun itu justru dalam rangka naik kedudukannya, yaitu menjabat khalifatullah fil ardh. Dan memang Nabi Adam diciptakan itu untuk menjadi khalifatullah fil ardh,” jelasnya.
Hanya saja lanjut Kiai Miftach, prosesnya harus melalui buah khuldi. Buah khuldi itu, bukan buah yang haram.
Ada yang mengatakan itu anggur. Ada pula yang mengatakan itu buah apel. Dengan kata lain, buah khuldi adalah jenis buah-buahan yang halal.
“Hanya iblis saja yang mengistilahkan (haram), karena memang sudah ditingkat muqorrobin, ya diingatkan oleh Allah SWT, jangan mendekati itu (buah khuldi),” ujarnya.
Walaupun buah khuldi tidak haram, tapi Allah telah mengingatkan untuk tidak didekati.
Dari situlah, iblis kemudian membuat siasat tentang buah khuldi.
Di mana iblis kemudian membisiki Nabi Adam agar memakan buah khuldi agar bisa langgeng di surga, dan selamanya tetap di surga.
“Nah itu kemudian dinamakan buah khuldi. Sebetulnya menurut ahlussunnah wal jamaah, makannya Nabi Adam As walaupun melalui proses seperti itu, bahkan disebutkan atas rayuan istrinya, Ibu Hawa. Itu hanya sebuah proses,” ungkap Kiai Miftach.
Jadi, lanjut dia, proses Nabi Adam memakan buah khuldi merupakan sebuah skenario yang dibuat oleh Allah SWT.
Di mana momentum memakan buah khuldi disebut sebagai penanda awal dimulainya manusia mendapat titah sebagai khalifah (pemimpin) di bumi.
“Memang seperti itu skenario Allah SWT. Artinya apa? Tanda atau waktu pelantikan Nabi Adam As untuk menjadi khalifah fil ardh, ditandai dengan makan buah khuldi,” tandasnya. []