Penjelasan Gus Baha Tentang Orang yang Berkurban dengan Cara Patungan
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menceritakan tentang pengalamannya ditanya seseorang tentang hukum berkurban tapi melalui skema patungan (iuran).
“Saya semenjak musim kurban selalu mendapat dua pertanyaan ‘kriminal’ semuanya. Ya gara-gara kurban tapi hasil dari patungan,” ungkap Gus Baha dalam video pengajiannya yang diunggah akun YouTube Sekolah Akhirat dikutip Rabu (12/6/2024).
Gus Baha menjelaskan saat ini sedang ramai orang melakukan kegiatan membeli hewan kurban dengan cara patungan.
“(Misal patungan) dua juta untuk beli sapi (dipakai kurban),” jelas Gus Baha.
Padahal katanya kalau untuk satu ekor sapi yang dikurbankan itu nantinya untuk ditumpangi tujuh orang.
Jadi ada sekelompok guru di sekolah A, mereka terdiri dari perempuan dan laki-laki yang bukan mahram atau bukan satu keluarga bersepakat untuk melakukan iuran (patungan) membeli hewan kurban.
“Maka nanti ada salah satu anggota keluarga misal si istri tidak diajak untuk nunggang si sapi, atau sebaliknya si suami tidak diajak naik sapi karena tidak ikutan iuran,” tanya seseorang tersebut.
Menanggapi hal itu Gus Baha menjelaskan bahwa seseorang tidak perlu memikirkan hal itu. Kalau memang niatnya untuk beramal ya ikhlaskan untuk beramal. Tidak perlu berhitung.
“Ya ndak usah dipikir berlebihan (soal kurban patungan). Intinya kalau berbuat amal ya niatkan amal saja. Biarlah nanti bagaimana Allah yang mengaturnya,” jawab Gus Baha.
Meski demikian, dirinya menjelaskan alangkah lebih baik berkurban satu ekor kambing saja. Sebab, satu ekor kambing, hanya untuk satu orang.
“Kalau secara syariat itu memang lebih baik kurban kambing. Dari pada sapi satu untuk tujuh orang. Lebih baik kambing satu, untuk orang satu,” tandasnya. []