Penjelasan Gus Baha Soal Perbedaan Khawarij dan Ahlussunnah
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama pakar turats klasik, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menjelaskan perbedaan pandangan kelompok Khawarij dengan Ahlussunnah.
Kelompok Khawarij memiliki pandangan keras dan ekstrem. Sebagai contoh, jika seseorang melakukan dosa besar. Ulama Khawarij sudah menghukumi seseorang tersebut sudah keluar dari Islam.
“Orang khawarij itu kalau ada orang dosa itu dikatakan sudah tidak Islam lagi, dia sudah keluar dari Islam,” kata Gus Baha dalam video singkat yang diunggah akun Instagram @ngaji.gusbaha, dikutip Senin (24/10).
Menurut Gus Baha orang yang memiliki dosa besar itu tidak layak untuk menjadi orang Islam dan sepantasnya seseorang tersebut berhak siksa.
“Orang dosa itu wajib disiksa oleh Allah Swt. Mereka bilangnya ya wajib dalam kelompok Islam pada kelompok namanya Khawarij,” ucapnya.
Kelompok-kelompok tersebut memiliki anggapan bahwa seseorang yang melakukan dosa besar patut disebut sebagai kafir. Hal itu berbeda dengan pandangan kelompok Ahlussunnah.
“Orang yang sangat ekstrem dalam berfikir, dia mengkafirkan orang yang melakukan dosa besar. Dihukumi kafir tetapi pendapat Ahlussunnah tidak. Orang-orang dosa besar ya dosa saja, tapi nggak usah dihubungkan dengan kafir,” jelasnya.
Kelompok Ahlussunnah memiliki pandangan bahwa manusia tidak bisa menghakimi seseorang karena dosanya. Sebab Allah sendiri maha pengampun.
“Cara berpikir Ahlusunah surga dan neraka itu milik Allah. Kalau yang punya saja nggak apa-apa, ngapain ada yang ribet. Yang punya surga dan neraka Tuhan. Tuhan memanggil-manggil orang yang salah itu disuruh tobat,” tandasnya. []