Pengungsi Palestina Terancam Krisis Ekonomi
HIDAYATUNA.COM – Kekhawatiran akan krisis ekonomi yang diprediksi terjadi di tengah pandemi, turut mengancam pengungsi Palestina.
Pasokan bantuan bagi jutaan pengungsi Palestina yang selama ini dialirkan, bisa saja seketika terhenti jika krisis ekonomi terjadi.
Organisasi PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengakui kekhawatiran ini.
Hal ini ditengarai oleh defisit keuangan yang dialami UNRWA.
Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini mengungkapkan, kondisi ekonomi Lebanon yang tengah ambruk cukup berpengaruh signifikan.
Kondisi itu mampu memperburuk defisit keuangan organisasinya.
Dilansir dari Republika.co.id, diketahui, UNRWA didirikan untuk membantu 700 ribu warga Palestina.
Pengungsi Palestina yang terusir dari tanah kelahirannya sejak pendudukan Israel pada 1948 itu diberi berbagai layanan.
UNRWA saat ini memberi layanan pendidikan, kesehatan dan makanan bagi 5,8 juta pengungsi Palestina di wilayah Tepi Barat, Gaza, Yordania, Suriah dan Lebanon.
Kondisi krisis yang mengguncang UNRWA mencuat ketika pendonor utamanya, Amerika Serikat mundur sejak 2018.
“Menghentikan aktivitas kami di level seperti ini hanya menambah perasaan pengungsi Palestina merasa ditinggalkan komunitas internasional,” ujar Lazzarini, dikutip Hidayatuna.com.
Menurut Lazzarini, dukungan terhadap UNRWA adalah cara terbaik menjaga kedamaian di kawasan konflik Palestina-Israel.
Lazzarini mengajak dunia internasional memberi sumbangsih pada UNRWA.
“Kami tak bisa membiarkan situasi ini bertambah buruk di wilayah yang rentan kekerasan,” tandasnya.