Penghargaan Untuk Perempuan yang Memilih Sebagai Ibu Rumah Tangga

Peran Perempuan di Bulan Ramadhan (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM – Setiap perempuan pasti memiliki pilihan masing-masing di dalam proses hidupnya. Ada perempuan yang memilih untuk berkarir, tetapi ada juga perempuan yang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga.
Apapun pilihan perempuan, entah menjadi ibu atau berkarir, kita tidak memiliki hak untuk memberikan judge atau merendahkan mereka dan perannya. Sebab perempuan dengan pilihannya tentu memiliki alasan tersendiri yang tidak kita ketahui. Sangat tidaklah pantas untuk memberikan sebuah keputusan atau komentar sepihak tanpa kita ketahui realitanya.
Di mana-mana kemerdekaan perempuan selalu digaungkan. Bahwa perempuan juga memiliki hak untuk setara. Di mana perempuan bisa menjalankan peran sebagai ibu sekaligus perempuan karir,juga bisa menjadi seorang pemimpin, dan bisa mengejar cita-citanya setinggi mungkin.
Tetapi hal ini tidak lantas membuat kita harus merendahkan sosok ibu rumah tangga yang menjalankan berbagai tugas di rumah. Bisa dikatakan ibu rumah tangga ini mampu mengemban tugas multi peran di dalam sebuah rumah tangga. Diibaratkan sebagai menteri ekonomi, menteri pendidikan, menteri sosial, menteri keuangan, menteri agama, menteri kesehatan, dan sebagainya.
Semua itu dilakoni oleh ibu rumah tangga tanpa harus menyandang gelar akademik, namun cukup mengandalkan naluri yang dikombinasikan dengan logikanya masing-masing, serta pengalaman yang sudah pernah dialaminya.
Ibu Rumah Tangga Adalah Profesi Terberat
Menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga tidak bisa dikatakan ringan. Mereka menggunakan fisiknya untuk bekerja selama 24 jam, tetapi juga pikirannya turut dilibatkan. Terkadang membuat sebagian perempuan merasa malu akan posisinya tersebut. Dirinya merasa minder ketika disandingkan dengan perempuan pekerja kantoran maupun perempuan yang menduduki jabatan prestisius lainnya.
Namun, seharusnya rasa malu tersebut tidaklah perlu ada. Menjadi ibu rumah tangga adalah profesi yang mulia. Tidak semua orang bisa mengemban tanggung jawab memimpin urusan rumah. Menjadi hal yang wajar seorang ibu rumah tangga kerap melakukan pekerjaan secara bersamaan.
Saat memasak harus nyambi menggendong anak. Saat sedang menyetrika, tiba-tiba anak datang untuk meminta bantuan mengerjakan PR. Saat sedang menyapu dan suaminya pulang kerja, ia akan bergegas untuk menyajikan minuman. Dan masih banyak lagi tugas-tugas double yang kerap dilakukan oleh ibu rumah tangga.
Sebagaimana hadist riwayat Bukhari dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah saw bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban mengenai kepemimpinannya. Kepala negara adalah pemimpin dan ia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai kepemimpinan pada rakyatnya.
Kepala keluarga adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai kepemimpinannya tersebut. Seorang perempuan menjadi pemimpin di rumah suaminya, ia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai hal itu.”
Jadi, kemampuan multitalenta ibu rumah tangga seharusnya tidak perlu membuat malu. Justru berbanggalah karena tanpa gelar akademik sekali pun, ibu rumah tangga nyatanya mampu menjalani serangkaian tugas berat tersebut.
Penting Untuk Berikan Apresiasi yang Setinggi-Tingginya
Tidak sedikit orang yang mengenyampingkan ibu rumah tangga. Hal ini salah satunya karena pandangan bahwa tugas-tugas ibu rumah tangga adalah bagian dari kodrat perempuan yang mau tidak mau harus tetap dilakoni, meski tanpa apresiasi sekali pun.
Inilah yang salah kaprah hingga kemudian memandang rendah ibu rumah tangga serta membuat mereka merasa malu menjalani perannya. Padahal tanpa disadari jasa mereka sangatlah luar biasa. Tanpa mereka, kita tidak bisa menyantap makanan lezat dan bergizi setiap hari.
Tanpa mereka, kita tidak bisa mendapatkan suasana rumah yang nyaman. Tanpa mereka tidaklah bisa melahirkan generasi yang saleh dan saleha. Tanpa mereka kita tidak bisa merasakan betapa hangatnya kasih sayang yang tulus. Oleh karena itu, sudah seharusnya mereka mendapatkan apresiasi yang setinggi-tingginya.
Kita harus membuat bahwa peran ibu rumah tangga tidaklah memalukan apalagi rendahan, tetapi sangatlah mulia. Bahkan ada limpahan pahala yang sudah siap untuk mereka dapatkan.
Dengan begitu, posisi sebagai ibu rumah tangga tidak serta merta menunjukkan bahwa perempuan tidak memiliki kemampuan dan menjadi makhluk yang hanya mengandalkan pasangannya saja.
Tetapi menjadi ibu rumah tangga adalah tentang pilihan, kesiapan, rasa tanggung jawab, komitmen, dan keikhlasan untuk menjalaninya. Sehingga apa yang dilakukan tersebut bisa berjalan secara maksimal.