Pengembangan Moderasi Beragama, Menag: Indonesia Kelak jadi Kiblat Dunia
HIDAYATUNA.COM, Banda Aceh – Menteri Agama (Menag) Jendral Purnawirawan, Fachrul Razi mengunjungi civitas akademika UIN (Universitas Islam Negeri) Ar-Raniry, Ulama Aceh, sekaligus dihadiri oleh Plt (Pelaksana Tugas) Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
Pada kesempatan itu, ia menegaskan DNA Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) harus sesuai dengan peraturan yang ada, yaitu Islam Rahmatan lil Alamin.
“Tidak boleh ada kampus PTKIN kita yang mengajarkan ajaran intoleransi, apalagi pemahaman keagamaan yang sempit, dan merasa paling benar sendiri terhadap hal-hal yang sifatnya Ijtihadiyyah-furuiyyah, bukan hal pokok dalam agama,” ujarnya, di Banda Aceh, Senin (18/11/2019).
Selain itu, menurutnya, kampus harus menjadi teladan dalam sikap dan kemampuan mengapresiasi keragaman ijtihad atau perbedaan pendapat antar para ulama.
“Cari titik temu, bukan memperuncingnya dan harus dapat memisahkan, mana yang merupakan perintah agama yang wajib, sunnah, mubah dan seterusnya, dan mana yang merupakan adat dan budaya semata,” paparnya.
Di sisi lain, mantan Jendral Purnawirawan juga menegaskan PTKI adalah basis pengembangan moderasi beragama. Apalagi, lanjutnya, moderasi beragama sudah dimasukkan ke dalam RPJMN 2020-2024.
Seperti yang telah dikatakan, ia mengaku bersyukur rumah moderasi beragama kini telah banyak digelar di berbagai beberapa PTKIN sebagai Center of Excellence dalam penguatan Islam Wasathiyyah.
“Sekali lagi, saya tegaskan bahwa PTKIN harus berada di garda terdepan dalam memperkuat ajaran Islam yang memberikan rahmat bagi seluruh alam, menjaga kohesi sosial, memperkuat persatuan, mengikis intoleransi yang masih terjadi di dalam bangsa ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, sekadar informasi, Kementerian Agama (Kemenag) membina 58 PTKI Negeri dan ratusan PTKI Swasta. PTKIN terdiri atas 17 Universitas Islam Negeri (UIN), 34 Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan 7 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).
“Kemenag juga sedang membangun Perguruan Tinggi Islam bertaraf Internasional, yakni Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Dan Indonesia ke depan menjadi kiblat kajian keislaman dunia,” pungkasnya.