Pengasuh Ponpes Buntet Cirebon Ingatkan Bahaya Kelompok Takfiri
HIDAYATUNA.COM, Garut – Pengasuh Pondok Pesantren, atau Ponpes Buntet Cirebon, KH Muhammad Abbas Billy Yachsyi Fuad Hasyim dalam tausyiahnya menjelaskan bahwa kelompok takfiri bersembunyi dibalik ayat Al Quran dan Hadits sebagai tameng, karena tanpa hal tersebut mereka tidak akan mendapatkan simpati dari masyarakat.
“Sejak zaman khulafaur rasyidin, kaum takfiri berani mengkafir-kafirkan sahabat Nabi, terutama sayidina Ali RA yang jelas termasuk calon ahli surga serta menantu Nabi Muhammad SAW,” katanya yang disampaikan dalam acara haul KH. Abdal Adzim bin Mad Nahri ke 45 di Pondok Pesantren Sarongge Desa Cigintung Kec. Singajaya-Garut, Sabtu (05/10/2019) dikutip HIDAYATUNA.COM dari laman ltnnujabarorg.
Selain itu, dalam pengajian itu, ia menjelaskan bahwa kaum muslim saat itu banyak terpengaruh terhadap doktrin semacam ini, sehingga banyak kaum muslim yang juga ikut mengkafirkan sayidina Ali.
“Pada zaman khulafaur rasyidin, kaum (kelompok) takfiri doktrin masyarakat awam dengan Al Quran dan Hadits sebagai senjata, sehingga mereka ikut mengkafirkan Sayidina Ali pada saat itu,” ungkap Pengasuh Ponpes Buntet Cirebon itu.
Selanjutnya, ia juga mengingatkan kepada warga Nahdliyin Singajaya agar jangan sampai membenci ulama NU, membenci pemerintah, TNI dan POLRI apalagi Banser, karena propaganda kelompok takfiri melalui bendera HTI.
“Sejatinya kalimat tauhid diagungkan oleh warga NU melalui tahlil yang diucapkan, bukan dituliskan di bendera HTI itu. Jangan sampai bapak dan ibu benci terhadap ulama NU, benci pada pemerintah, benci pada TNI dan POLRI, apalagi pada Banser, karena mereka adalah penjaga NKRI,” jelasnya.
Sayidina Ali RA, dalam pandangannya, jelas-jelas sahabat nabi dan termasuk khulafaur rasyidin saja dikafirkan, apalagi ulama zaman sekarang. Dengan demikian, umat Islam di Indonesia harus hati-hati dalam menerima doktrin agama karena dikhawatirkan berisi radikalisme.
“Masyarakat harus masuk kedalam NU atau kembali ke NU, dan memahami NU secara holistik (menyeluruh), karena tidak sedikit kyai, santri, masyarakat yang mengaku NU, walaupun secara keseharian mengamalkan dzikir, shalawat, qunut, dan lainnya. Namun harakah (gerakan) dan fikrahnya (pemikiran) bertentangan dengan NU. Sehingga Allah akan mencabut keberkahannya dan disatukan dengan pengkhianat,” tukasnya.
Acara pengajian tersebut, dihadiri oleh Kapolsek Kec. Singajaya Iptu Sahono, wakil ketua PWNU Jawa Barat KH Aceng Abdul Mujib Pimpinan Pondok Pesantren Safinatul Faizin Fauzan 2 KH Aceng Abun Sohibul Burhan, Pengasuh Pondok Pesantren Fauzan 1 sekaligus Rais Syuriah MWC NU Sukaresmi KH Aceng Muhammad Ali, Pengurus MWC NU Kecamatan Singajaya, Kepala Desa Cigintung Dida, Puluhan Ajengan, Pimpinan Pesantren, Alumni dan ratusan masyarakat Garut dengan khidmat mengikuti acara haul sampai akhir.