Penemuan Kota Emas Kuno Bongkar Fakta Masa Awal Islam
HIDAYATUNA.COM, Mekkah – Penemuan situs bersejarah bernama kota emas kuno di Desa Asham oleh ilmuan Arab Saudi membongkar fakta baru tentang kehidupan masyarakat di masa awal-awal Islam. Dahulu desa Asham dikenal sebagai kota emas kuno karena di wilayah ini terkenal dengan isdustri logamnya.
Selain itu, desa ini juga banyak merekam kisah-kisah kehidupan pra Islam dan awal-awal Islam. Terletak 300 km di selatan kota suci Mekkah, keberadaannya Asham telah menghubungkan dataran Tihamah di barat dengan pegunungan di timur.
Selain itu, Kota Emas Kuno Asham ini juga terletak di jalur ziarah kuno. Daerah ini membentang di sepanjang pantai Laut Merah dari Yaman ke Makkah.
Itulah sebabnya mengapa situs arkeologi Asham ini dianggap sebagai perpanjangan dari peradaban dari peristiwa sejarah Mekah. Ilmuan menjelaskan di masa lalu setiap rombongan yang hendak berangkat ataupun meninggalkan Kota Mekkah, mereka biasa melewati desa ini.
Dalam buku buku sejarah, Desa Asham kerap dikaitkan dengan Mekkah. Arab News melaporkan, Gubernuran Al-Qunfudah di Provinsi Mekkah memiliki warisan sejarah besar yang berkembang selama berabad-abad.
“Ini memenuhi syarat untuk menjadi objek wisata unik yang dikunjungi oleh orang-orang dari Mekkah dan sekitarnya yang ingin menikmati peninggalan langka dan mempelajari cerita orang-orang yang menghuninya di masa lalu,” tulisa laporan tersebut dikutip Senin (15/3/2021).
Asham Terkenal Sejak Pra-Islam
Al-Qunfudah memiliki banyak pusat, termasuk Al-Mazilif, yang terletak 25 km dari kota dan menampung desa warisan “Asham”. Syekh bin Marzouq, yang merupakan orang bijak setempat, menyadari pentingnya desa ini. Karena itu ia mempertahankannya, dan berkontribusi besar dalam melestarikan banyak prasasti dan artefaknya.
Keberadaan situs bersejarah ini juga banyak diungkapkan oleh sejarawan Hassan bin Ibrahim Al-Faqih dalam bukunya berjudul “Mikhlaf Asham”. Ia menyebut Kota Emas Kuno Asham banyak menyimpan rahasia sejarah.
Komisi Pariwisata dan Warisan Nasional Saudi (SCTH) melaksanakan penggalian arkeologi di situs bersejarah Asham mulai dilakukan pada 1402 H (1982). Namun pekerjaan arkeologi lainnya baru dimulai pada 1407 H (1987 M).
Saat ini, proyek eskavasi difokuskan pada verifikasi sejauh mana penemuan arkeologi, dan mendeteksi alat dan metode pertambangan kuno yang ada di sana. Penggalian terkonsentrasi di pasar komersial di situs tersebut.
Anggota Dewan Shoura dan konsultan di SCTH, Ahmed bin Omar Al-Zailai, percaya pentingnya Asham terletak pada fakta bahwa ia adalah salah satu situs arkeologi Islam penting Kerajaan, dengan sejumlah besar prasasti tertulis -diperkirakan ratusan- dan berbagai macam dekorasi.
“Asham adalah Desa Tihami Islam yang dikenal sejak zaman pra-Islam dan dihancurkan pada abad ke-5 (Hijriah). Terletak 300 km di selatan Mekkah dan menghubungkan dataran Tihamah di barat ke pegunungan di timur,” kata Ahmed.