Penelitian Ibnu Sina Soal Transit Venus Diklaim Barat
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Dalam bidang sains, banyak ilmuan muslim telah mengkaji disiplin ilmu ini sejak ratusan tahun silam.
Namun hasil temuan bidang sains umat muslim ini, terdapat sejumlah penelitian yang justru diklaim orang-orang Barat.
Salah satunya soal temuan Ibnu Sina mengenai transit Venus. Para ilmuan Barat mengklaim bahwa orang yang pertama kali meneliti dan mengamati transit Venus adalah Astronom Jeremiah Horrocks.
Padahal fakta menunjukkan bahwa sebelum Jeremiah Horrocks, penelitian soal Venus telah lebih dulu dilakukan oleh ilmuan muslim yakni, Ibnu Sina.
Hal ini sebagaimana dijelaskan Dosen FAI UMSU dan Kepala OIF UMSU, Dr Arwin Juli Rakhmadi Butar Butar dalam sebuah kolomnya yang dimuat di Suara Muhammadiyah.
“Astronom Jeremiah Horrocks (w. 1641 M) dianggap sebagai orang pertama meneliti dan mengamati transit Venus,” kata Arwin Juli dikutip Jumat (16/10/2020).
Ia menambahkan, “Faktanya, Ibn Sina telah mengamati transit Venus pada 24 Mei 1033 M,” jelasnya.
Mengenai bantahan soal orang pertama yang meneliti dan mengamati Venus ini sempat dibahas oleh sebuah majalah kenamaan Amerika Serikat.
“Ini di antaranya diungkap dalam majalah “Sky and Telescope” Amerika yang menyatakan bahwa astronom Barat pada tahun 1761 M bukan yang pertama melihat transit Venus,” ungkap Arwin.
Sebaliknya, justru Ibnu Sina lah orang pertama yang lebih dulu melihat Venus sebagai tempat di permukaan matahari.
“Sehingga diduga Ibn Sina sebenarnya telah menyaksikan transit Venus pada Mei 1032 M,” ujarnya.
Meskipun para ahli sebelumnya berpikir bahwa transit Venus tidak akan terlihat di mana Ibnu Sina tinggal. Meski demikian Ibnu Sina kemungkinan melihat peristiwa transit Venus.
“Diduga Ibn Sina mungkin telah melihat peristiwa transit Venus itu dari dua kota di Iran yaitu Isfahan (tempat Ibn Sina tinggal) atau di Hamadan (dimana dia meninggal dunia),” jelasnya. (Hidayatuna/Mk)