Peneliti Inggris: al-Quran Sumber Utama Islam dan Jelaskan Alam Semesta

 Peneliti Inggris: al-Quran Sumber Utama Islam dan Jelaskan Alam Semesta

HIDAYATUNA.COM, Inggris – Al-Quran merupakan teks pokok agama atau kitab suci Islam. Salah satu peneliti Islam, Moin Qazi menyatakan dalam artikelnya yang berjudul, “Mantra Mistik, Alquran: Denominator umum umat Islam” yang dimuat di The Asian Age bahwa Quran berdiri sebagai kompas moral dan sumber utama kepercayaan serta perbuatan bagi umat Islam.

“al-Quran menginformasikan tentang perilaku, hukum, keimanan dan praktik di seluruh spektrum kehidupan agama dan duniawai. Ini adalah kitab, yang tidak ada keraguan tentangnya, itu adalah jalan bagi mereka yang sadar akan Tuhan. Alquran menyatakan demikian,” katanya dalam artikelnya seperti yang diterima HIDAYATUNA.COM Rabu (16/10).

Selain itu, masa turunnya al-Quran ini, menurutnya, lebih pendek dari Perjanjian Baru di agama Kristen. al-Quran memiliki 114 surat dan 6616 ayat. Sementara kata ayat sendiri secara harfiah berarti ‘tanda’.

Kitab Suci umat Islam, al-Quran dianggap suci, murni, tidak rusak dan tidak dapat salah. al-Quran merupakan reproduksi duniawi dari orisinal surgawi yang tidak tercipta dan abadi, menurut pandangan umum yang disebut dalam al-Quran itu sendiri sebagai ‘tablet yang terpelihara dengan baik’ (QS> 85/22).

al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Sebagaimana disebutkan dalam surat 12 ayat 2, “Sesungguhnya kami menurunkannya berupa al-Quran dengan berbahasa Arab agar kamu memahaminya.”

Lebih jauh, panjang surat dalam al-Quran berkisar antara tiga hingga 286 ayat. Kandungannya juga bervariasi dalam gaya dan konten. Setiap surat diberi nama setelah beberapa kata yang mencolok dalam teks, seperti surat “Al Fiil atau gajah”, “Nur atau cahaya”, “al-Fajr atau fajar”, “Ar-Ra’d atau guruh”, “Al Qomar atau bulan”.
“al-Quran tidak disusun secara kronologis atau tematis. Namun, sebagian surat disusun dari awal hingga akhir dalam urutan panjang yang menurun (dari deretan besar ke kecil). Surat pertama, al-Fatihah, adalah surat al-Quran yang paling sering diucapkan seperti yang dibacakan setiap kali melakukan ibadah salat,” paparnya.

Di sisi lain, katanya, jumlah ayat terbesar itu berhubungan dengan keagungan dan kekuasaan Allah swt dan dengan berbagai aspek ciptaan-Nya. Sebagian besar pernyataan hukum atau kuasi-hukum al-Quran terkonsentrasi di beberapa surat terpanjang.

Pokok-pokok yang dicakup oleh hukum Islam dalam al-Quran itu meliputi peraturan tentang makanan (misalnya larangan memakan daging babi atau khamar), masalah hukum keluarga (misalnya pengaturan warisan), hukum ritual (misalnya soal wudhu sebelum shalat atau kewajiban puasa selama Ramadhan), hukum komersial (larangan riba) dan hukum pidana (misalnya hukuman karena mencuri atau membunuh).

“Ada perumpamaan didaktik tentang tokoh dan komunitas Arab dan al-kitabiah. Adam sebagai manusia pertama dinyatakan dalam al-Quran diusir dari syurga Firdaus lantaran memakan buah dari pohon terlarang. Sementara itu, Nabi Nuh membangun bahtera untuk menyelamatkan beberapa orang terpilih dari banjir yang disebabkan oleh murka Allah. Adapula kisah tentang Nabi Ibrahim, yang mempersiapkan dirinya dan rela untuk mengorbankan putranya Ismail atas permintaan Allah. Selanjutnya, kisah tentang Nabi Musa yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir dan menerima wahyu di Gunung Sinai. Sedangkan Yesus atau Nabi Isa dikatakan lahir dari Maria yang perawan dan disebut sebagai Mesias, membuat suatu mukjizat, memiliki pengikut dan naik ke syurga,” jelasnya.

Dalam cara yang sama, ia menceritakan bahwa alam semesta memiliki hukum-hukum dasarnya dan tata tertibnya sendiri yang diatur dengan baik. Hal itu seperti tercantum dalam al-Quran yang menetapkan hukum-hukum, kode moral, dan praktik yang harus dihormati oleh umat Islam di zaman dan lingkungan mereka.

“al-Quran berbicara tentang sifat realitas dan sistem dalam alam semesta yang teratur, serta menjelaskan tentang prinsip-prinsip moral dan spiritual untuk individu dan masyarakat. Dalam pesan intinya, Alquran menurut Qazi mengingatkan dan menekankan para pengikutnya untuk berdiri dengan keadilan, kejujuran, dan menggantikan sifat-sifat buruk seperti kebencian, keangkuhan, keserakahan, nafsu dan amarah dengan kebajikan cinta, kasih sayang, belas kasihan dan pengampunan,” tukasnya.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *