Pendidikan: Kemenag Siapkan 12 Jilid Buku untuk Program Islam Moderat di Sekolah dalam Menangkal Radilasme
HIDAYATUNA.COM, Bandung – Dalam kunjungannya ke Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar), Jln. Dr. Radjiman No. 6, Kota Bandung, Direktur PAI Kemenag, Rahmat Mulyana mengungkapkan bahwa berdasarkan beberapa penelitian, dunia pendidikan dinilai mulai terpapar radikalisme.
“Meski tidak merata, namun harus ada tindakan konkret. Sudah lama kita menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan program ini untuk diterapkan sekolah,” paparnya, Kamis (24/10/2019), Bandung.
Hal tersebut bertujuan memberikan pemahaman tentang Islam moderat, sekaligus upaya menangkal paham radikalisme yang terindikasi berkembang di sekolah.
Sudah ada beberapa program yang telah dirancang Kemenag dan siap diimplementasikan di satuan pendidikan. Salah satunya, penggunaan buku PAI di sekolah yang diterbitkan oleh Kemenag.
“Kita sudah siapkan 12 jilid buku, mulai dari kelas 1 SD hingga kelas XII untuk SMA, SMK, dan SLB. Ini sudah disusun dan sekarang tengah diuji publik. Tahun 2020 sudah mulai bisa digunakan” tuturnya.
Selain itu, katanya, ada materi yang diperbarui dari buku PAI terbitan sebelumnya, yakni memuat materi tentang modernisasi beragama yang rahmatan lil alamin dan moderat. Maka hal itu selaras dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Sistem Perbukuan Nasional.
“Kita upayakan materi pembelajaran yang aplikatif, tidak banyak menghafal, kecuali di satuan pendidikan dasar. Selain pengembangan bahan ajar, kami telah menyiapkan program pengembangan kompetensi bagi guru PAI agar bisa memberikan pemahaman Islam yang moderat, salah satunya melalui program Guru Modiis (moderat, inovatif, inspiratif, dan santun),” terangnya.
Lebih lanjut, dalam waktu dekat, Kemenag bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar melalui Disdik Jabar akan mengadakan kegiatan supercamp. Yakni, kegiatan kemah yang diikuti siswa Jabar jenjang SMA, SMK, dan SLB yang terdiri dari pengurus OSIS dan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah, juga diikuti oleh guru dan kepala sekolah.
“Rencananya, kegiatan tersebut diadakan pada November 2019. Di sana kita akan memberi arahan tentang apa itu Islam moderat. Kita akan jelaskan agar tak ada pengertian yang keliru,” ungkapnya.
Di sisi yang lain, ia juga mengapresiasi Pemprov Jabar yang telah memiliki beragam program kegiatan keagamaan yang dilakukan di sekolah, seperti SmartTren dan Ajengan Masuk Sekolah.
“Itu sangat bagus dan akan kita jadikan rujukan dalam pengembangan program yang sedang kita lakukan,” pungkasnya.