Pendapat Ibnu Hajar Al-Haitami tentang Maulid Nabi

 Pendapat Ibnu Hajar Al-Haitami tentang Maulid Nabi

Interfaith Forum di Irak: Ulama Lintas Agama Tegaskan Kecintaan kepada Nabi Muhammad (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Ada akun Salafi yang mengutip fatwa Ibnu Hajar Al-Haitami tentang ketidaksetujuan beliau terhadap mahallul qiyam saat pembacaan maulid disebarkan seolah pentarjih ulama Syafi’iyah tersebut tidak membolehkan Maulid Nabi.
Benarkah demikian?
Tidak benar! Sebab Syekh Ibnu Hajar punya kitab tersendiri tentang amalan maulid dan beliau menilainya sebagai bid’ah hasanah.
Beliau menulis di awal kitabnya Itmam An-Ni’mat Al-Kubra 15-22:
دعاني إلى ذلك اختلاف الناس في أصل عمل المولد
Artinya:
“Perbedaan umat tersebut mengarahkan pada saya untuk menjelaskan tentang dasar amalan Maulid.”
اعلم أنه لم ينقل عن أحد من السلف من القرون الثلاثة التي شهد النبي صلى الله عليه وسلم بخيريتها . لكنها بدعة حسنة لما اشتملت عليه من الإحسان الكثير للفقراء، ومن قراءة القرآن، وإكثار الذكر، والصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم، وإظهار السرور بمولده والفرح به صلى الله عليه وسلم … ” من “إتمام النعمة الكبرى” (ص 15 – 22).
Artinya:
“Ketahuilah bahwa Maulid Nabi tidak diriwayatkan dari tiga masa kurun terbaik yang disaksikan oleh Nabi shalallahu alaihi wasallam sebagai masa terbaik.
Tapi Maulid ini adalah bidah yang baik karena mencakup banyak kebaikan untuk orang fakir, membaca Al-Qur’an, memperbanyak zikir, salawat kepada Nabi, menampakkan kebahagiaan dan keberadaan Nabi.”
Melihat keotentikan susunan bahasa Imam Ibnu Hajar kitab tersebut lebih tepat dinisbatkan kepada beliau dari pada kitab An-Ni’mat Al-Kubra yang tidak mencantumkan sanad dalam setiap kutipan dari ulama kalangan sahabat. []

Ma'ruf Khozin

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *