Pendapat Ahli Hadis Mengenai Kemungkinan Nabi Khidir Masih Hidup
HIDAYATUNA.COM – Ahli hadis as-Suhaili mengemukakan pendapat mengenai kemungkinan Nabi Khidir masih hidup hingga kemunculan Dajjal kelak. Lalu seperti apa pendapat tersebut?
Nama asli Khidir sempat menjadi perdebatan, dan sebagian sudah kita ketahui sebelumnya. Hal itu diungkap as-Suhaili dalam kitab at-Ta’rifwa al-A’lam (Misteri Nabi Khidir, hal. 41, 2017).
Ada pula yang mengatakan bahwa Khidir adalah putra ‘Amil bin Samathin bin Arma bin Khalfa bin ‘Ishu bin Ishaq, seorang raja. Ibunya perempuan berkebangsaan Persia yang bernama Alha’.
Nabi Khidir dilahirkan di dalam gua. Di gua itu pula, Khidir menemukan seekor kambing gembala milik seorang lelaki dari kampung, yang kemudian menyusuinya setiap hari. Lelaki penggembala inilah yang akhirnya memungut dan mengasuh Khidir saat itu.
Khidir Bertemu Ayahnya
Memasuki usia remaja, sang raja (yang ternyata ayah Khidir) mengumumkan sedang mencari seorang juru tulis. Ia akan ditugaskan untuk menuliskan lembaran-lembaran (shuhuf) yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim.
Sang raja mengumpulkan orang-orang pandai dan cerdas di negerinya. Salah seorang yang mengajukan diri adalah putranya sendiri, yakni Khidir.
Awalnya sang raja tidak tahu bahwa Khidir adalah putranya. Setelah mengetahui bahwa tulisan dan pengetahuan Khidir begitu bagus, dia menyelidiki jati diriny. Akhirnya dia benar-benar yakin bahwa Khidir adalah putranya.
Sang raja kemudian meminta Khidir untuk bergabung di kerajaan dan memberinya tugas untuk mengurusi persoalan-persoalan rakyat.
Namun kemudian hari, Khidir justru melarikan diri dari istana ayahnya disebabkan oleh suatu hal. Pelariannya tersebut membawanya hingga menemukan Mata Air Kehidupan.
Benarkah Khidir Masih Hidup Sampai Jaman Dajjal?
Khidir pun meminum air dari mata air tersebut sehingga dia tetap hidup sampai kemunculan Dajjal nanti. Demikian pula karena Khidir adalah lelaki yang akan dibunuh Dajjal, lalu dihidupkan kembali.
As-Suhaili menambahkan, “Ada yang mengatakan bahwa Khidir tidak sempat mengalami masa Nabi Muhammad saw. Dan ini merupakan pendapat yang tidak benar.
Menurut Bukhari dan sekelompok ahli hadis, Khidir meninggal sebelum genap seratus tahun setelah peristiwa Hijrah. Pendapat ini dikuatkan oleh Syeikh Abu Bakar bin ‘Arabi, berdasarkan sabda Nabi saw. yang artinya:
“Di penghujung seratus tahun ke depan, tidak tersisa di muka bumi ini seorang pun yang saat ini berada di atasnya.”
Maksud kalimat ‘tidak akan tersisa’ di sini adalah orang yang hidup ketika Rasulullah sedang rnengucapkan sabda ini.
Sumber : Buku “Misteri Nabi Khidir”, karya Ibnu Hajar al-Asqalani (Turros: Jakarta, 2015)