Pemuda Muslim Harus Lakukan Ini Hadapi Era Baru

 Pemuda Muslim Harus Lakukan Ini Hadapi Era Baru

Pemuda Muslim

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ketua Dewan Pembina Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Aunur Rofiq mengingatkan beberapa hal yang harus dilakukan para pemuda Muslim menghadapi era baru di dunia global.

Sebagaimana diketahui, perkembangan pesat era digital mendorong banyak perubahan di berbagai lini kehidupan.

Untuk itu, generasi muda muslim harus jeli melihat situasi global dewasa ini yang melaju begitu kencang tanpa terkendali.

Aunur Rofiq mengajak mengingat kembali ketika wahyu pertama kali turun pada Nabi Muhammad SAW, yakni ayat 1-5 surat al-Alaq pada malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan.

Allah berfirman, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (al-Alaq : 1-5 ).

“Makna bacalah, membaca sampai mengerti suatu ilmu pengetahuan, dan mengamalkan (menerapkan), syukur bisa melakukan ijtihad sehingga bisa menemukan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi manusia,” ungkap Aunur Rofiq dalam sebuah artikelnya, Jumat (9/10/2020).

Yang mesti dihindari generasi muda, lanjut dia adalah hanya mengikuti tidak pernah memelopori, hanya menukil dan tidak pernah berkreasi, hanya menghafal dan tidak pernah berfikir.

“Boleh menggunakan pemikiran orang lain, namun berbuatlah sesuatu yang inovatif (menemukan sesuatu) yang akan menciptakan nilai tambah,” jelasnya.

Di era 4.0 kali ini, muncul terobosan teknologi di sejumlah bidang, termasuk robotika, kecerdasan buatan, nano teknologi, komputasi kuantum, bioteknologi, internet of thing (IoT), percetakan 3D dan kendaraan otonom ( autonomous vehicles ).

“Di sini peranan generasi muda Muslim bisa aplikasikan penguasaan iptek pada bidang-bidang tersebut di atas,” ujarnya.

Kemampuan nano teknologi dan bioteknologi di bidang perawatan kesehatan dan pangan, kedua bidang ini sangat dibutuhkan dalam masa-masa mendatang.

“Negeri ini kaya dengan plasma nutfah terbesar dunia setelah Brazil, sehingga sumber bahan baku melimpah untuk produk-produk herbal (kesehatan) maupun bahan pangan,” ujarnya.

Dengan penguasaan biotek dan nano teknologi akan dimungkinan proses herbal tersebut bisa menghasilkan nilai tambah yang tinggi.

“Pangan dan hortikultura yang sampai saat ini kita masih impor, artinya peluang pasar bidang ini untuk kebutuhan domestik terbuka,” tandansya. (Hidayatuna/Mk)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *