Pemerintah Malaysia Tegaskan Karikatur Nabi Bukan Kebabasan Ekspresi
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Pemerintah Malaysia menyampaikan rasa keprihatinannya terhadap pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Macron membiarkan karikatur pelecehan Nabi Muhammad karena dianggap bentuk kebebasan ekspresi.
Menurutnya, dengan dalih apapun, publikasi kartun yang menghina Nabi tidak bisa dibenarkan. Untuk itu Malaysia secara tegas mengecamnya.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Hishammuddin Hussein. Dirinya mengaku mengutuk retorika Macron yang dinilainya telah menghasut umat Islam.
Menurutnya sebagaimana dilansir dari Sindo, apa yang disampaikan Macron sebagai bentuk upaya provokatif yang berusaha mencemarkan nama baik Islam.
“Malaysia berkomitmen untuk menjunjung tinggi kebebasan berbicara dan berekspresi sebagai hak asasi manusia, selama hak-hak ini dijalankan dengan hormat dan tanggung jawab agar tidak melanggar atau melanggar hak orang lain,” kata Hishammuddin Hussein, Rabu (28/10/2020).
Dalam konteks ini, lanjut dia, kasus merendahkan dan menista Nabi Muhammad serta mengaitkan Islam dengan terorisme merupakan provokasi yang dilakukan secara sengaja oleh Prancis.
“Tindakan semacam itu provokatif dan tidak menghormati Islam dan lebih dari dua miliar Muslim di seluruh dunia,” sambungnya.
Sebagai negara Islam yang demokratis dan moderat dengan masyarakat multi etnis dan multi agama, Hishammuddin mengatakan Malaysia terus mempromosikan dan menjaga hubungan yang harmonis dan hidup berdampingan secara damai.
“Malaysia akan terus bekerja dengan komunitas internasional untuk mempromosikan rasa saling menghormati di antara agama dan mencegah ekstremisme agama,” jelasnya.