Pemerintah Diminta Waspadai Radikalisme di Tengah Pandemi
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Pengurus PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), KH. Misbahul Munir Kholil mengatakan sejatinya agama Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan ataupun membuat teror terhadap orang lain. Menurutnya, Islam didatangkan ke bumi untuk kemaslahatan umat dan pedoman hidup artinya juga mencegah dari tindakan radikalisme.
Sehingga upaya kelompok-kelompok yang mengatasnamakan ajaran agama Islam namun menggunakan kekerasan, dipastikan kata dia, bukan berpedoman kepada ajaran agama Islam.
“Saya pastikan, jika ada orang yang menghadirkan ketakutan, mengganggu keamanan ataupun membuat umat resah, jelas perilaku tersebut tidak mewakili Islam,” kata Misbahul Munir Kholil saat menjadi pembicara dalam diskusi virtual yang diadakan Jaringan Muda Ketahanan Nasional (Jatamnas) bertajuk Ancaman Radikalisme di Tengah Covid-19, dikutip Senin (18/5/2020).
Pada kesempatan yang sama, Pemred Jurnal Bimas Islam Kemenag RI, Achmad Syamsudin mengatakan umumnya kelompok radikal disebut sangat arogan. Mereka menolak kelompok-kelompok yang bertentangan dengan ajaran yang mereka yakini.
Kelompok radikalisme ini sudah sejak lama berada di tengah-tengah kehidupan warga sekitar. Syamsudin pun juga menyoroti aktivitas kelompok radikal di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.
Melalui kajian-kajian yang dilakukan secara tertutup maupun provokasi melalui media sosial, kelompok radikal memainkan perannya untuk menyebarkan ajaran yang jauh dari ajaran agama Islam pada umumnya.
Oleh karena itu, dia meminta Pemerintah terus berupaya menjalin kerjasama dengan para ulama agar ikut serta menyampaikan ajaran agama Islam yang sejuk dan bermanfaat bagi umat.
“Pemerintah perlu bekerjasama dengan para ulama untuk memberikan ajaran Islam yang baik, agar narasi-narasi pemahaman radikal yang menjadi kekhawatiran masyarakat bisa diredam,” ujar Syamsudin.