Afghanistan Berencana Bebaskan 900 Tahanan Taliban
HIDAYATUNA.COM – Ketika status gencatan senjata langka yang telah dipelopori oleh kelompok bersenjata Taliban memasuki harinya yang ketiga, pemerintah Afghanistan berencana untuk membebaskan lebih dari 900 tahanan Taliban.
“Ada keputusan untuk membebaskan 900 (tahanan Taliban) pada hari ini,” kata juru bicara dari Dewan Keamanan Nasional Afghanistan, Javid Faisal, kepada kantor berita AFP.
Oleh karena itu, pemerintah Afghanistan pun mendesak pihak Taliban untuk mempertimbangkan perpanjangan dari status gencatan senjata yang ada.
“Perpanjangan status gencatan senjata ini sangatlah penting, demi menghindari pertumpahan darah, pemerintah Afghanistan pun telah siap untuk memperpanjangnya,” kata Javid Faisal.
Penghentian pertempuran di Afghanistan, yang mulai berlaku pada hari Minggu demi merayakan hari raya Idul Fitri, dan ditambah juga dengan adanya proses pembebasan tahanan ini, telah memberikan harapan akan datangnya perdamaian bagi negara Asia Selatan yang telah dihancurkan oleh adanya peperangan yang telah berlangsung selama hampir 20 tahun itu.
Pada bulan Februari lalu, perjanjian antara Amerika Serikat (AS) dan Taliban yang telah ditandatangani di ibukota Qatar, Doha, telah menetapkan bahwa pemerintah Afghanistan harus membebaskan hingga 5.000 tahanan Taliban, sementara Taliban sendiri harus membebaskan sekitar 1.000 personel dari pasukan keamanan Afghanistan yang mereka tahan.
Proses pertukaran pembebasan tahanan ini pun sempat tertunda karena Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menolak untuk membebaskan 5.000 tahanan Taliban secara sekaligus. Hingga saat ini, Kabul diketahui telah membebaskan sekitar 1.000 tahanan Taliban, sementara kelompok bersenjata itu sendiri telah membebaskan sekitar 300 pasukan keamanan Afghanistan.
Seperti yang diketahui, pada hari Minggu kemarin, juru bicara Presiden Ghani telah menanggapi tawaran gencatan senjata dari Taliban dengan mengumumkan rencana membebaskan 2.000 tahanan Taliban.
Dan pada hari Senin, sebagai isyarat ‘niat baik’ yang kemungkinan dapat menciptakan suasana positif sebelum apa yang disebut sebagai perundingan intra-Afghanistan dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah diatur dalam perjanjian Doha, 100 tahanan Taliban pun telah dibebaskan.
Presiden Ghani juga sempat mengatakan bahwa pemerintahannya sudah sangat siap untuk memulai proses perundingan tersebut, yang dipandang sebagai sebuah kunci untuk mengakhiri status peperangan di negara miskin itu.
Diketahui, negosiator dari pemerintah Afghanistan nantinya akan dipimpin oleh mantan saingan Ghani, Abdullah Abdullah, setelah pada pekan lalu keduanya menandatangani kesepakatan pembagian kekuasaan, yang akhirnya dapat menyudahi krisis politik Afghanistan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan. (Aljazeera.com)