Pelantikan PAC GP Ansor-Fatayat Pundong, Guz Azka Berpesan Hormati Perbedaan
Pada Kesempatan Pelantikan PAC GP Ansor-Fatayat Pundong, Guz Azka Berpesan Agar Semua Orang Hormati Perbedaan
HIDAYATUNA.COM, Bantul – Regenerasi dalam sebuah organisasi adalah kenisacayaan. Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor dan Fatayat NU Kecamatan Pundong baru saja dilantik. Bertempat di Mushola Nurul Iman Dusun Tarungan, Panjangrejo, Pundong, Bantul Sabtu malam (29/2/2020).
Acara dikemas dalam tiga gelaran pokok yaitu pembacaan sholawatan, pelantikan PAC GP Ansor dan Fatayat Pundong, dan Pengajian oleh Gus Azka Sya’bana, pengasuh Ponpes Sunan Pandanaran Sleman, Yogyakarta.
Menurut panitia Widodo, kegiatan ini merupakan pengajian rutin setiap Ahad Legi, dilangsungkan dalam rangka pelantikan Ansor-Fatayat Pundong, sekaligus menyongsong Harlah NU ke-97 (1441 H).
“Kali ini Dusun Tarungan (mendapat) giliran lokasi pengajian Ahad Legi, kami tempatkan di halaman Mushola Nurul Iman” Ungkap Widodo.
Sementara itu, Kepala Dukuh Tarungan Suryanto menegaskan, kegiatan NU ini dalam penyelenggaraannya dikerjakan gotong-royong oleh semua lapisan masyarakat, baik dari takmir mushola, para jama’ah ibu-ibu dan bapak, juga karang-taruna dusun Tarungan pun ikut terjun membantu.
Ketua MWC NU Pundong, Mustafied Amna dalam sambutan menyampaikan selamat kepada Ketua GP Ansor Pundong, saudara Achat Farmadi dan Ketua Fatayat Pundong, saudari Amin Fitriyah.
“Semoga para ketua dan seluruh pengurus yang dilantik bisa menjalankan organisasi dan berperan aktif dalam masyarakat, serta berkolaborasi dengan pengurus Ranting dan Anak Ranting NU melalui program-program kerja yang bermanfaat.” Ujar Mustafied Amna.
Pengajian disampaikan oleh Gus Azka Sya’bana. Ia mengaskan menyampaikan pentingnya keyakinan mengikuti Islam Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah Nahdlatul Ulama.
Selain itu, juga disampaikan pentingnya hormat menghormati termasuk antar yang berbeda mdzhab.
“Saya ceritakan kisah, Syekh Sudais adalah Imam dan Khatib di Masjidil Haram ketika berkunjung ke Indonesia, kemudian menjadi imam sholat di Masjid Istiqlal. Meski beliau penganut Imam Hambali, dan karena tahu bahwa di Indonesia banyak penganut Imam Syafi’i, beliau membaca basmallah dengan jahr-kerasketika baca surat Fatihah, ” Terang Gus Azka.
Sebagai seorang Nahdliyin (sebutan anggota NU) harus menghormati perbedaan. Jangan seperti golongan lain yaitu Wahabi yang kalau berbeda amaliyah kemudian menyalahkan, membid’ahkan, bahkan mengkafirkan lainnya.
Ratusan jamaa’ah hadir menyaksikan acara tersebut, hadir pula para pimpinan Muspika kecamatan, Camat Pundong, Koramil, Kapolsek, jajaran Syuriah dan Tanfidziyah MWC NU Pundong, Pengurus Banom-banom NU, serta pengurus ranting dan anak ranting NU se-wilayah kecamatan Pundong. (Kontributor: Markaban Anwar)