PCNU Pamekasan Gelar Talkshow Menata Wirausaha Pasca Nyantri
HIDAYATUNA.COM, Pamekasan – Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Tabri S Munir menjadi pemateri Talkshow Santri Bukan Basa-Basi di Café 9 PCNU Pamekasan dengan tema “Menata Wirausaha Pasca Nyantri”, Sabtu (20/10/2019) Malam. Selain itu, talkshow ini digelar dalam rangka menyemarakkan Hari Santri 2019.
“Talkshow yang diikuti calon pengusaha GP Ansor Pamekasan ini bagian dari gerakan kita, dan itu nyata. Café 9 ini bisa kita ubah konsepnya Café Vitalitas,” ungkapnya, seperti yang diterima HIDAYATUNA.COM dari laman NU Online, Senin (21/10/2019).
Di sisi lain, GP Ansor Pamekasan ini tampaknya sadar dengan peluang bisnis di daerahnya. Munculnya café-café dipandang belum memenuhi kebutuhan Nahdliyin, utamanya dalam hal penguatan vitalitas yang berkaitan dengan seks sehat.
“Kopi di Café 9 nanti bisa diubah menjadi kopi vitalitas lewat ramuan-ramuan khusus Madura. Kemudian disediakan juga jus pinang. Konsumennya otomatis para kiai atau ustaz-ustaz pesantren yang malu berbelanja minum jamu di pinggir jalan, minimal berjamu dan bersantai di sini. Berkat adanya Café Vitalitas yang kemudian perlu dibikinkan tema-tema penting seperti tersebut,” paparnya.
Café Vitalitas, tambahnya, juga sangat membantu lelaki atau perempuan yang mengalami masalah seksual. Sembari santai dan menikmati suasana Café Vitalitas, mereka juga akan terbantu dalam membangkitkan hormon seksualitasnya.
“Tidak hanya berkaitan dengan seks, tapi staminanya juga akan terpelihara dengan baik. Selain sehat, jalinan silaturrahim juga bakal terbangun dengan sendirinya,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, ia menceritakan pengalamannya dari Sabang sampai Meraoke (kecuali Maluku yang belum dikunjungi), yang sudah memasuki beberapa hotel di luar Madura, dan kebetulan sudah punya kecenderungan pada minuman-minuman tradisional. Bahkan, pihaknya pernah bermitra dengan hotel Horison dalam produksi minuman pokak.
“Saya mensuplai gula merah dan serai untuk produk minuman pokak di Hotel Horison. Oleh teman saya di hotel tersebut dibimbing terkait takarannya yang cukup untuk segelas. Kemudian serainya juga saya kirim, tentu harus higienis,” ujarnya.
Di pertengahan acara teraebut, ia mengaku pernah beternak dan berbisnis ayam kalkun. Sasarannya orang-orang Kristiani, yaitu pada Hari Natal dan Hari Paskah. Sebab, katanya, ayam Kalkun merupakan bisnis yang cukup menggiurkan. Pada tahun 2009, Kalkun ketika itu harganya Rp 80 ribu/kilogram. Satu ekor jantan bisa sampai 8 kilogram.
“Saya jualnya ke Surabaya. Kadang saya antar, kadang mereka jemput. Mereka beli untuk kepentingan perayaan Natal dan perayaan Paskah. Maksud saya ada banyak peluang bisnis asalkan kita kreatif, mulai dari pelestarian jamu vitalitas hingga ayam Kalkun,” tukasnya.