PBNU: Sutet Akan Mengganggu Kelangsungan Belajar-Mengajar Pesantren
HIDAYATUNA.COM, Jakarta — Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini ditemani Ketua LPBH Royandi dan Ketua LAZISNU Ahmad Sudrajat, meminta Perusahaan Listik Negara (PLN) untuk merelokasi tiang pemancang Sutet yang akan melewati Pesantren Bina Insan Mulia di Cisaat, Dukupuntang, Cirebon.
“Kami meminta PLN merelokasi tiang Sutet yang melewati Pesantren Bina Insan Mulia sebagaimana aspirasi rakyat setempat. Ini mempertimbangkan keamanan santri dan kelancaran kegiatan di pesantren,” ungkapnya, di Gedung PBNU, Jakarta, dalam siaran persnya Selasa (17/12/2019).
Ia mengimbau Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum (LPBH) NU untuk membantu melakukan advokasi pesantren tersebut. Pihaknya berharap PLN secara bijaksana bisa mengerti dan memindah titik pembangunan Sutet yang akan dibangun dekat pesantren Bina Insan Mulia.
“LPBH akan melakukan advokasi untuk permasalahan tersebut hingga selesai. Sehingga kegiatan pesantren berjalan lancar tanpa ada kekhawatiran akan adanya Sutet tersebut,” kata Helmy.
Permintaan itu, dituangkan dalam surat yang ditujukan kepada Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Listrik Negara (PLN). Surat bernomor 3815/B.II.07/12/2019 sebagai bentuk tindak lanjut dari surat PCNU Kabupaten Cirebon perihal keberatan pembangunan SUTET yang hanya berjarak 6 Meter dari Pesantren Bina Insan Mulia di Cisaat, Dukupuntang, Cirebon.
Lebih lanjut, surat itu ditandatangani Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj dan Sekjen, KH Helmy Faishal Zainy meminta PLN merelokasi tiang pemancang yang akan melewati pesantren Bina Insan Mulia dengan pertimbangan keamanan santri dan kelancaran kegiatan belajar mengajar di pesantren.
Di sisi lain, Kepala Madrasah Aliyah Pesantren Bina Insan Mulia bertaraf internasional, Ferry Muhammad Syah mengatakan pemindahan jalur Sutet penting untuk menjaga keberlangsungan dan pengembangan pesantren Bina Insan Mulia.
“Pesantren Bina Insan Mulia ini menjadi pilot project dan trendsetter pendidikan modern di Cirebon, alumni-alumni kami sudah banyak yang belajar di luar negeri mulai dari Mesir, Turki, bahkan Rusia dan China. Sutet akan sangat mengganggu dan membahayakan. Pesantren meminta agar digeser 100 meter dari area sehingga sebanyak kurang lebih 2000 santri berada di wilayah yang aman,” kata Ferry yang juga alumni Temple University dan Florida University, Amerika Serikat.
Permintaan serupa juga disampaikan Ketua DPRD Cirebon, Mohamad Lutfi, setelah melakukan audiensi dengan pihak pesantren Bina Insan Mulia dengan PLN pada 10 Desember 2019 lalu. Bahkan DPRD Cirebon mengeluarkan surat rekomendasi ditujukan kepada Direktur PT PLN (Persero) UP 3 Cirebon.