PBNU Minta Syiar Islam di Masjid Harus Tetap Dilakukan
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Meski menjalani bulan puasa di tengah wabah pandemi seperti sekarang ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta agar masjid tetap menjadi tempat syiar Islam.
Hal ini disampaikan oleh Ketua PBNU Bidang Dakwah dan Takmir Masjid KH Abdul Manan Ghani. Ia mengatakan, masjid tetap harus menjalankan syiar Islam seperti azan untuk shalat lima waktu dan bentuk syiar lainnya di tengah pencegahan corona.
Aktivitas yang dilarang bukan ibadah seperti shalat tarawih di masjid atau mushalla, tetapi kerumunan orang untuk menghindari penularan virus asal Wuhan, Cina tersebut.
“Ya yang dihindari kumpulnya banyak orang. Tetap di bulan Ramadhan ada tadarus, tapi orangnya terbatas. Ada tarhim juga,” kata Kiai Manan sapaan KH Abdul Manan Ghani dilansir dari laman resmi NU, Kamis (30/4/2020).
Bahkan sebelum azan, lanjut Kiai Manan, perlu disampaikan peringatan untuk shalat berjamaah di rumah masing-masing, terus cuci tangan pakai sabun dan gunakan masker jika keluar.
Menurut Kiai Manan, selama pandemi corona berlangsung, masjid atau mushalla harus tetap buka dan tetap diperkenankan untuk mengumandangkan azan sebagai wujud syiar Islam.
“Masjid tetap buka, tidak digembok. Artinya tetap kumandangkan azan setiap waktu, dan berjamaah masih tetap harus ada setiap waktu secara sangat terbatas, yaitu petugas masjid dari mulai imam, muazin, dan marbot 4-5 orang masih harus tetap menjaga kehidupan masjid, ada syiar Islam,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, imbauan pemerintah dan fatwa sejumlah ormas keagamaan untuk memindahkan shalat Jumat dan tarawih ke rumah disalahpahami oleh sebagian aparat dan warga untuk mematikan sama sekali aktivitas peribadatan. Padahal syiar Islam tetap wajib dilakukan tanpa harus berkumpul, seperti azan.