PBB: Sudah Saatnya Hapus Sudan dari Daftar Negara ‘Pendukung Terorisme’

 PBB: Sudah Saatnya Hapus Sudan dari Daftar Negara ‘Pendukung Terorisme’

Persatuan Bangsa Bangsa atau PBB Menjelaskan Saar Ini Sudah Saatnya Hapus Sudan dari Daftar Negara ‘Pendukung Terorisme’

HIDAYATUNA.COM – Ketika Khartoum (ibukota Sudan) perlahan-lahan kembali ke kancah internasional, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyerukan agar segera dihapuskannya Sudan dari daftar negara ‘pendukung terorisme’ milik Amerika Serikat (AS).

“Sudah saatnya untuk menghapus Sudan dari daftar negara ‘pendukung terorisme’, dan lanjut mengerahkan dukungan internasional besar-besaran untuk memungkinkan Sudan mengatasi masalah-masalahnya,” kata Guterres saat berpidato di pertemuan tahunan Uni Afrika di Addis Ababa pada hari Minggu kemarin.

Pada tahun 1993, pemerintah AS menambahkan Sudan ke dalam daftar negara ‘pendukung terorisme’ atas tuduhan bahwa pemerintahan yang pada saat itu dipimpin oleh Presiden Omar al-Bashir telah mendukung kelompok-kelompok ‘teroris’ bersenjata.

Penunjukan oleh AS tersebut, otomatis menjadikan Sudan secara teknis tidak dapat memenuhi syarat untuk permohonan pembiayaan dan juga bantuan hutang dari International Monetary Fund(IMF) maupun Bank Dunia.

Washington (ibukota AS), telah memulai proses formalnya dalam penghapusan Sudan dari daftar negara ‘pendukung terorisme’ pada bulan Januari 2017, tetapi proses ini ditunda saat aksi pemberontakan besar-besaran meletus di Sudan pada tahun lalu. Pemberontakan itu berakhir dengan penggulingan al-Bashir dari kursinya dan juga memaksa militer Sudan ke dalam sebuah perjanjian pembagian kekuasaan dengan warga sipil.

Perdana Menteri Sudan, Abdalla Hamdok, telah berulang kali mendesak negara-negara barat untuk mengakhiri status pariah internasional negaranya. Dia mengatakan bahwa itu adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan transisi demokrasi Sudan yang rapuh akibat tingkat perekonomian mereka yang jatuh.

Pada bulan September, Hamdok mengatakan bahwa dia mengharapkan adanya ‘terobosan besar’ yang akan mengarah pada penghapusan Sudan dari daftar negara ‘pendukung terorisme’, dan juga membuka kunci pintu dari bantuan-bantuan asing yang sangat dibutuhkan oleh Sudan.

“Yang telah mendukung terorisme adalah mantan rezim Sudan, dan rakyat Sudan sudah memberontak melawannya. Sanksi-sanksi ini telah menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi rakyat kami,” kata Hamdok, dalam sebuah pidatonya di Majelis Umum PBB (UNGA) pada bulan September lalu.

“Karena itu kami menyerukan kepada Amerika Serikat untuk menghapus Sudan dari daftar negara ‘pendukung terorisme’, dan juga untuk berhenti menghukum rakyat Sudan atas kejahatan yang telah dilakukan oleh rezim sebelumnya,” tambahnya. (Aljazeera.com)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *