Para Dai Diminta Sampaikan Pesan Meneduhkan di Tahun Politik
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Dalam rangka menyambut tahun politik, Kementerian Agama meminta kepada semua dai yang berada di bawah naungan Majelis Dai Kebangsaan untuk menyampaikan pesan yang meneduhkan.
Menurut Dirjen Bimas Islam Kemenag, Prof Kamaruddin Amin imbauan ini dinilai penting untuk menciptakan suasana yang damai di tengah perbedaan pilihan politik. Sehingga tidak ada terjadi konflik.
“Kami sudah sampaikan kepada mereka untuk sekali lagi menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang mencerahkan, yang meneduhkan, yang tidak berpotensi menimbulkan konflik,” kata Kamaruddin dilansir dari Republika, Rabu (3/1/2024).
Dalam hal ini, Kemenag tidak melarang para dai untuk terlibat dalam politik praktis, namun yang perlu digarisbawahi adalah jangan sampai pilihan politik para dai ini membuat isi ceramahnya tidak meneduhkan.
Menurut Kamaruddin, poin pentingnya adalah jangan sampai agama menjadi alat politik yang bisa memecah belah. Sebaliknya agama adalah alat sebagai perekat social.
“Kalau ada yang berpolitik silahkan, itu urusan mereka masing-masing sih, tapi poinnya adalah bahwa agama harus menjadi instrumen perekat sosial, itu poinnya. Dia harus meneduhkan,” jelasnya.
Sebagai informasi, saat ini tercatat ada sekitar 12.000 lebih dai yang telah mendapat sertifikasi dari Kemenag. Para dai secara resmi berada di bawah naungan Majelis Dai Kebangsaan.
Majelis ini beranggotakan dai dari seluruh ormas Islam, seperti dari NU, Muhammadiyah, dan juga Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Diketahui, Majelis Dai Kebangsaan dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI nomor 859 tahun 2022. []