Pangeran Faisal : Warga Israel Tidak Diterima Masuk ke Arab Saudi
HIDAYATUNA.COM – Sesaat setelah Israel memberikan warganya lampu hijau untuk berkunjung ke Arab Saudi, Menteri Luar Negeri dari kerajaan itu mengatakan bahwa saat ini warga Israel tidak diperbolehkan untuk mengunjungi negaranya.
Pada hari Minggu kemarin, Menteri Dalam Negeri Israel, Aryeh Deri, mengatakan bahwa warga Israel, baik Muslim maupun Yahudi, memiliki hak untuk melakukan perjalanan ke Arab Saudi, entah dalam rangka kunjungan keagamaan ataupun bisnis.
Tetapi pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, membalas pernyataan tersebut dengan mengatakan kepada sekutu Amerika Serikat Tersebut, bahwa pada saat ini warga Israel tidak diterima untuk masuk ke Arab Saudi, rumah bagi situs-situs suci umat Muslim.
Seperti kebanyakan negara-negara Arab, Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
“Kebijakan kami konstan. Kami tidak memiliki hubungan dengan Israel, dan pemegang paspor Israel tidak dapat mengunjungi kerajaan kami untuk saat ini,” katanya, seperti dikutip dari situs web CNN di Arab.
Deri mengatakan bahwa warga Israel akan diizinkan untuk melakukan perjalanan ke Arab Saudi dalam dua alasan, yaitu untuk alasan keagamaan seperti ziarah haji, atau untuk alasan bisnis yang dibatasi hingga 90 hari.
Tetapi para wisatawan nantinya tetap memerlukan izin untuk berkunjung dari otoritas Saudi sendiri, tambahnya.
Perlu diketahui, Israel memiliki perjanjian damai hanya dengan dua negara Arab, yaitu Yordania dan Mesir.
Walaupun dalam beberapa bulan terakhir Israel telah berusaha keras untuk membangun hubungan baik dengan negara-negara teluk, statusnya yang sedang dalam posisi menduduki wilayah Palestina menjadi faktor utama yang mencegah perjanjian-perjanjian serupa untuk terbentuk dengan negara-negara Arab lainnya.
“Kami benar-benar mendorong untuk tercapainya solusi dalam konflik Palestina-Israel,” kata Pangeran Faisal Bin Farhan.
“Saya percaya ketika sebuah perjanjian perdamaian antara Palestina dan Israel telah tercapai, pertanyaan tentang integrasi Israel di wilayah itu akan dibahas [untuk negosiasi],” tambahnya.
Komentarnya muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan di Washington atas rencananya tentang ‘Deal of the Century (Kesepakatan Abad Ini)’ untuk Palestina dan Israel, sebuah rencana yang telah ditolak lebih dulu oleh warga Palestina. Rencana itu sendiri dijadwalkan akan diumumkan pada hari Selasa ini.