Pangeran Dubai Datang, Peluang Indonesia Ekspor Buah Tropis
HIDAYATUNA.COM – Presiden Jokowi punya cara yang unik untuk menjamu tamu kenegaraan di Istana Kepresidenan, yaitu dengan menyajikan buah tropis khas Indonesia. Seperti yang terlihat saat Jokowi menjamu Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyandi Istana Bogor. Manuver ini juga bisa membuka peluang ekspor hortikultura langsung ke negara tersebut.
Putra Mahkota pun sangat terkesan dengan jamuan buah tropis tersebut. Perlu diketahui jamuan buah tropis ini bukan kali pertama dilakukan Jokowi. Akhir Juni lalu,Presiden Argentina Mauricio Macri dan Ibu Negara Juliana Awada bahkan langsung mengutarakan keinginan mereka untuk secepatnya mengimpor buah dari Indonesia.
Jamuan ini bisa menjadi sebuah peluang ekspor yang dibuka oleh Presiden Jokowi untuk petani hortikultura Indonesia guna melebarkan sayap ke pasar ekspor.
Menurut data Kementerian Pertanian (Kementan), secara keseluruhan kinerja ekspor buah buah-buahan Indonesia pada 2018 cukup menggembirakan dengan kenaikan 26,3%. Adapun negara tujuan ekspor mencapai 113 negara.
Untuk manggis, sekitar 30% produksi nasional terserap di pasar ekspor. Manggis Indonesia semakin digemari di Malaysia, Singapura, Hong Kong, China, Australia, India, bahkan negara-negara Eropa.
Volume ekspornya tahun lalu tembus 60.000 ton. Menurut catatan Kementan, ekspor manggis pada 2018 naik lebih dari 400% dibanding 2017. Bahkan, untuk durian kenaikannya di atas 700%.
Sementara itu, nanas, pisang, buah rambutan, dan salak juga menunjukkan lonjakan ekspor yang menggembirakan. Segarnya buah tropis Nusantara itu kini makin mendunia. Meski tak spektakuler seperti manggis dan durian, mangga dan jeruk pun masih memancangkan harapan sebagai komoditas ekspor.
Menurut Dirjen Hortikultura Kementan, Suwandi, buah tropis Indonesia semakin bergairah di pasar ekspor karena adanya kemudahan perizinan dengan memangkas waktu melalui sistem Online Single Submission (OSS) sehingga lebih cepat.Tak hanya itu, Kementan juga terus melakukan pendekatan ke berbagai negara untuk menerapkan standar ekspor-impor yang fair, terutama dalam hal penerapan persyaratan kebersihan, kesehatan, dan kualitas secara umum. Termasuk ketersediaan benih atau bibit unggul.