Islamic Parenting, Mendidik Anak Menjadi Sosok Bertanggung Jawab

 Islamic Parenting, Mendidik Anak Menjadi Sosok Bertanggung Jawab

Panduan Islamic Parenting (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Islamic parenting bukan untuk mengekang anak sehingga tidak memberi kebebasan pada anak. Akan tetapi, sebagaimana Rasulullah saw memberikan panduan atau teladan selama hidup, pola ini justru lebih memanusiakan anak.

Lalu apa saja panduan Islamic parenting sebagaimana yang Rasulullah saw contohkan semasa hidupnya?

Di antaranya ialah dengan menetapkan batasan dan pedoman, mengajari anak bertanggung jawab dengan memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan usianya.

Sebab, dengan menetapkan batasan akan membantu mengajari anak-anak Anda perilaku yang benar dan dapat diterima.

Mengajarkan anak untuk menghargai perilaku yang baik sehingga mendorong anak untuk bertindak sesuai aturan. 

Adapun mengajari anak untuk bertanggung jawab ialah tidak hanya dengan teori, melainkan harus dimulai dari diri sendiri.

Sebagaimana peringatan bagi manusia yang Allah katakan dalan Alquran surah 74: 32-38:

“Kepada siapa saja di antara kamu yang memilih untuk maju (dengan mengerjakan amal salih), atau tetap di belakang (dengan berbuat dosa).

Setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya sendiri.” [Quran: Surat 74, Ayat 32-38] 

Dalam firman-Nya tersebut, setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.

Dengan demikian, penting untuk mengajarkan anak-anak untuk bertanggung jawab agar mereka mandiri, andal, dan produktif di masa depan.

Ketika mereka memiliki peran dalam keluarga, mereka akan dipersiapkan untuk memiliki peran dalam masyarakat.

Dengan demikian merasa berguna dan akan bertanggung jawab atas tindakan mereka juga.

Mulailah dengan Tugas-tugas Kecil

Mengajari anak bertanggung jawab dapat dimulai dengan memberi tugas kepada anak-anak untuk melakukan hal-hal sederhana saat mereka masih sangat muda.

Tugas-tugas tersebut bia disesuaikan dengan usia mereka, di antaranya seperti membawa piring mereka ke dapur setelah menghabiskan makanan mereka.

Anda juga bisa mengajarkan anak-anak tentang etika Islam saat anak menginjak usia tujuh tahun.

Di usia itu, anak-anak siap untuk mengunakan nalar logisnya sehingga bagi keluarga muslim, etika Islam sangat penting dikenalkan kepada anak sejak dini.

Hal ini karena ketika umur tujuh tahun, anak-anak siap untuk menyerap apa saja, termasuk semua yang Anda tunjukkan, ajarkan, dan katakan kepada mereka.

Pada tahap pengasuhan ini, Anda dapat mengajari mereka tentang keyakinan agama Anda.

Ingatkan mereka setiap hari bahwa Allah SWT. mencintai mereka tanpa syarat sehingga mereka harus mencintai dan menaati-Nya, dan menghindari larangan-Nya.

Bantu anak-anak Anda untuk menyadari betapa bergantungnya kita kepada Allah, serta mengenali dan mengakui karunia yang tak terhitung banyaknya.

Karunia yang telah Allah berikan kepada mereka seperti ketersediaan makanan dan air, rumah yang aman, kesehatan, dan lain-lain. 

Perlakukan semua anak Anda dengan adil sebagaimana Allah SWT. berfirman: “Bersikaplah adil, karena itu lebih dekat dengan ketakwaan.

Memiliki rasa takut akan Tuhan; Tuhan Maha Mengetahui apa yang kamu lakukan.” [Quran: Surat 5, Ayat 8]

Adil dan Tidak Pilih Kasih

Nabi Muhammad Saw telah menegaskan bahwa orang tua harus adil kepada semua anak, terutama dalam hal pemberian dan kebaikan.

Diskriminasi di antara anak-anak dan pilih kasih, akan menyebabkan kecemburuan sehingga cenderung menimbulkan ketidaksenangan anak.

Atas kecemburuan tersebut, anak bisa menjadi orang yang mudah mendendam dan melakukan perbuatan tidak baik lainnya.

Anak yang didiskriminasi mungkin menyimpan dendam terhadap orang tua dan konsekuensi yang menyakitkan.

Oleh karena itulah, penting memberikan pendidikan yang tepat bagi anak Anda, serta jangan lupa berdoa pada Allah Swt. sebagaimana ayat berikut ini:

وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Artinya:

“Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. 25, Ayat 74)

Anak-anak adalah hiburan dan perhiasan bagi kita. Dalam hukum Islam, orangtua diminta untuk menjamin kehidupan yang baik bagi anak-anaknya, bahkan dalam kasus perceraian.

Di mana ayah bertanggung jawab penuh untuk menyediakan makanan, pakaian, dan biaya lainnya kepada anak-anak mereka. Anak-anak bukan hanya hadiah, mereka adalah tanggung jawab.

Cintai mereka tanpa syarat, tanyakan dan bicarakan dengan mereka tentang perasaan mereka dan buktikan pada mereka, dengarkan mereka.

Bermain dan bersenang-senanglah dengan mereka, disiplinkan mereka tetapi jangan mempermalukan atau menyalahkan mereka.

Orangtua dituntut untuk memastikan anaknya sehat jasmani dan rohani dengan cara mendidiknya dengan baik.

Tentunya sesuai dengan standar kehidupannya sehingga anak saat ini menjadi aset bagi keluarga dan masyarakat di masa yang akan datang. []

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *