Pandangan dan Kiprah Syekh Yusuf Al-Qaradawi
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama terkemuka Mesir, Syekh Yusuf Al-Qaradawi, merupakan pemimpin organisasi spiritual Ikhwanul Muslimin, sebuah kelompok yang terlarang di Mesir.
Syekh Al-Qaradawi juga merupakan pimpinan Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional. Ia menjabat sebagai ketua selama 14 tahun sejak didirikan pada tahun 2004.
Dilansir dari Arab News, Kamis (29/09), dia adalah salah satu mata air Ikhwanul Muslimin, sebuah organisasi agama-politik yang banyak menuai pro-kontra di negeri-negeri Teluk dan dunia barat.
Didirikan pada tahun 1928, Ikhwanul Muslimin memantapkan dirinya pada pertengahan abad ke-20 sebagai gerakan oposisi utama di Mesir.
Kairo memasukkan gerakan itu ke dalam daftar hitam sebagai organisasi teroris pada 2013.
Sebuah laporan situs BBC News tahun 2004, mengutip sebuah situs berbahasa Arab, mengatakan Syekh Al-Qaradawi lahir di sebuah desa kecil di Delta Nil pada tahun 1926 dan belajar teologi Islam di Al-Azhar. Universitas di Kairo, tempat dia lulus pada tahun 1953.
Antara tahun 1949 dan 1961, dia dipenjara beberapa kali di Mesir karena hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin dan tuduhan bahwa dia memerintahkan pembunuhan tokoh-tokoh politik.
Pengikut Ikhwanul Muslimin dianggap mengerakkan kebencian agama dan mempromosikan kultus kekerasan untuk mencapai kekuasaan politik.
Dalam laporan BBC, menyebutkan bahwa Syekh Al-Qaradawi juga memiliki kebencian terhadap orang-orang barat. Dia juga disebut seorang supremasi Islam yang sangat mengabaikan peradaban dan budaya Eropa dapat dilihat dari salah satu ceramahnya di Qatar TV pada tahun 2007.
“Saya pikir Islam akan menaklukkan Eropa tanpa menggunakan pedang atau pertempuran. Eropa sengsara dengan materialisme, dengan filosofi pergaulan bebas dan dengan pertimbangan tidak bermoral yang menguasai dunia – pertimbangan kepentingan pribadi dan pemanjaan diri,” katanya.
Dia mengklaim bahwa dunia barat akan runtuh dengan sendirinya dan tidak ada yang selamat kecuali Islam.
“Sudah saatnya (Eropa) bangun dan menemukan jalan keluar dari ini, dan tidak akan menemukan penyelamat atau sekoci selain Islam,” tandasnya
Pada tahun 2013, Syekh Al-Qaradawi mengecam negara-negara Muslim sebagai negara yang lemah, dan meminta warga untuk menggulingkan pemerintah mereka dan melancarkan perang melawan semua yang menentang Ikhwanul Muslimin dan menganggap mereka adalah “khawarij” (musuh Islam).
Banyak intelektual dan komentator di dunia Arab memandang ceramahnya sebagai regurgitasi berbahaya dari dogma Islam yang tidak berhubungan dengan dunia modern. []