Pameran Produk Pesantren, Deni: Kelak Pesantren Mandiri dan Memiliki Daya Saing
HIDAYATUNA.COM, Bandung — Seluruh pondok pesantren di Jabar akan menampilkan produk-produk unggulan usahanya di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, pada besok Sabtu (14/12/2019). Sedangkan menurut Kepala UPTD P3W Diklat Perkoperasian dan Wirausaha Jabar, Deni Handoyo, pameran ini merupakan rangkaian Program One Pesantren One Product (OPOP).
“Gelar produk ini akan menampilkan beragam produk dari ribuan penerima program OPOP. Selain menampilkan beragam produk, di lokasi juga akan diisi berbagai kegiatan seperti talkshow, temu bisnis,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/12/2019).
Selain itu, lanjutnya, peserta pameran merupakan hasil seleksi program OPOP, sehingga mereka mendapatkan fasilitas gelar produk untuk mempromosikannya kepada publik.
“Jadi mereka yang lolos seleksi untuk program OPOP ini akan memerkan produknya. Agar, masyarakat tau kalau pesantren ini punya usaha, punya nilai ekonomi,” tuturnya.
Beragam produk, menurutnya, akan ditampilkan sesuai dengan bidang usaha masing-masing pesantren. Yakni, mulai dari produk kuliner, fashion, pertanian, peternakan, perikanan, dan lainnya.
“Memang, mayoritas nanti yang ditampilkan kuliner dan fashion. Karena tidak mungkin kalau bawa produk peternakan atau perikanan, tapi kita fasilitasi semua. Jadi ada yang bentuknya foto atau media lainnya,” paparnya.
Lebih lanjut, selain gelar produk, peserta OPOP ini juga akan mengikuti temu bisnis. Mereka, akan dipertemukan dengan pembeli skala nasional bahkan internasional sebagai calon market produk mereka.
“Kita menghadirkan pembeli yang akan menjadi market dari produk-produk pesantren tersebut. Skalanya tidak hanya nasional tapi Internasional,” ungkapnya.
Program OPOP sendiri, akan berjalan selama lima tahun. Setiap tahunnya, diharapkan ada 1.000 pesantren yang mengikuti kegiatan OPOP. Sehingga, dalam kurun lima tahun kepemimpinan Ridwan Kamil akan tercapai 5.000 pesantren yang mandiri, terutama di bidang ekonomi.
“Jadi nanti yang sudah mengikuti tahun ini, tidak bisa lagi ikut. Tapi mereka tetap akan mendapatkan pendampingan, pelatihan, hingga hadiah berupa bantuan modal usaha. Dan melalui program OPOP, setiap pesantren diharapkan mampu menciptakan, mengembangkan dan memasarkan produk yang dihasilkan. Sehingga pesantren bisa mandiri, memiliki daya saing, dan semakin berkembang,” pungkasnya.