Pamer Harta di Tengah Lautan Kemiskinan

 Pamer Harta di Tengah Lautan Kemiskinan

Benarkah Harta Istri adalah Harta Suami? (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Riya’ atau pamer harta sepertinya semakin nge-trend di kalangan masyarakat. Khususnya golongan para selebritis dan influencer yang semakin menjamur di media sosial.

Fenomena paling baru adalah pagelaran acara pernikahan Atta dan Aurel yang megah dan serba mewah. Tak tanggung-tanggung, tokoh nomer satu di Indonesia pun hadir sebagai saksi momen akad nikah keduanya.

Acara pernikahan Atta-Aurel sempat menjadi kontroversi di kalangan publik, ada yang mendukung, ada pula yang menyayangkan. Pasalnya acara tersebut disiarkan secara langsung melalui frekuensi publik, yaitu salah satu stasiun televisi di Indonesia. Tentu saja para pakar komunikasi dan masyarakat banyak yang mengungkapkan protes.

Beberapa hari lalu, secara tidak sengaja saya menemukan informasi menarik dari Instagram, yaitu pendapat pakar komunikasi Ade Armando. Ia mengutarakan pendapatnya tentang fenomena artis yang suka pamer kemewahan.

Berawal dari Konten YouTube

Jika melihat di kanal YouTube dan media sosial personal artis, banyak di antara mereka yang mengisi konten YouTube-nya dengan pamer kemewahan dan harta benda. Saling mengunjungi rumah antar sesama artis untuk menunjukkan barang-barang branded kepada penonton.

Belum lagi gaya hidup mereka yang serba ‘wah’, tentu menimbulkan pergesekan sosial di masyarakat. Sebab konten-konten pamer kemewahan tersebut ditonton oleh banyak orang, mulai dari yang muda hingga yang tua, yang kaya hingga yang miskin, yang anak sultan sampai anak yang serba kekurangan.

Para artis itu dengan santainya mempertontonkan kemewahan mereka tanpa peduli dengan kondisi mayoritas masyarakat Indonesia yang jauh dari kata sejahtera. Tentu saja hal ini akan memunculkan cara pandang baru terhadap masyarakat pada umumnya tentang standar kekayaan.

Para artis dijadikan rule model untuk mencapai kekayaan dan kemewahan. Alhasil banyak orang yang melakukan segala cara supaya bisa memenuhi standar kemewahan seperti yang dipertontonkan oleh sang artis.

Padahal memamerkan kekayaan serta hidup secara bermegah-megahan dilarang dalam ajaran agama, khususnya ajaran agama Islam.

Pamer Harta Dicela Allah

Nabi Muhammad Saw. mengajarkan kepada umatnya untuk hidup dalam kesederhanaan dan melarang untuk bermewah-mewahan Terlebih jika melakukan aksi saling pamer harta seperti para selebritis tersebut. Sebenarnya tidak hanya selebritis saja, namun kalangan pengusaha, para pejabat, dan yang lainnya juga melakukan hal yang sama yakni riya’ dan bermewah-mewahan.

Padahal Rasulullah Saw sudah memberikan peringatan dalam sebuah hadis yang artinya:

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik kecil. Para sahabat bertanya, apakah itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: riya’ (pamer).” H.R Ahmad.

Sudah jelas bukan bahwa pamer itu dilarang, apalagi pamer yang menyebabkan madhorot berupa ketimpangan dan kecemburuan sosial. Sebab dikhawatirkan pamer kekayaan yang dilakukan oleh para artis yang notabene adalah publik figur, bisa memengaruhi gaya hidup masyarakat yang semakin hari semakin konsumtif.

Jika memiliki uang tidak masalah, namun bagi mereka yang tidak memiliki cukup uang ditakutkan akan menghalalkan segala cara. Demi meraih standar gaya hidup ala artis, seperti mencuri, korupsi, hingga jual diri. Na’udzubillahi min dzaalik.

Sementara itu, hadis Nabi tersebut semakin diperkuat dengan ayat al-Quran surat At-Takatsur. Dalam surat ini dijelaskan bahwa Allah sangat mencela orang yang bermegah-megahan dan membanggakan status sosial. Pada ayat keenam surat ini disebutkan, ‘niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim.’

Salah Kaprah Netizen Indonesia

Sebenarnya tidak hanya itu saja dalil yang menyebutkan tentang larangan pamer harta kekayaan dan bermegah-megahan. Namun anehnya netizen menanggapi pendapat Ade Armando tersebut dengan ungkapan yang tidak disertai hati dan pikiran yang jernih.

Mereka malah memihak para artis dengan dalih mereka melakukan semua itu dari hasil keringat sendiri, ada yang bilang iri, ada yang bilang tidak bisa seperti para artis. Masih banyak lagi komentar memprihatinkan lainnya dari warganet di media sosial.

Tentu saja dalam merespon informasi di media sosial perlu dipahami dan difilter untuk diambil mana yang baik dan mana yang benar. Bahkan perlu dipahami dengan hati dan pikiran yang tenang untuk mendapatkan pesan di balik informasi yang ada.

Saya pribadi sepakat dengan pernyataan Ade Armando, sebagai pakar komunikasi, tentu ia tidak sekadar nyinyir layaknya netizen. Namun ia sudah menganalisis secara mendalam beserta dampak-dampak sosialnya akibat dari perilaku pamer harta dan kemewahan para artis tersebut.

Sebab pamer harta di tengah kondisi masyarakat yang mayoritas masih miskin ini tentu sangat menyakitkan. Seperti yang disebutkan bahwa pamer kemewahan adalah sebuah keniscayaan.

Jadi, sebagai sesama netizen, mari mencerna dulu informasi yang masih mentah, perlu diolah dan dipilah untuk mendapatkan pesan yang maslahah. Sehingga masyarakat tidak mengalami kesalahan berpikir yang berdampak terhadap perilaku hidup, serta dalam merespon fenomena yang ada.

Apalagi ketimpangan kaya dan miskin di Indonesia ini masih sangat tinggi sehingga jika memiliki kelebihan uang sebaiknya digunakan dengan cara yang bijak. Khususnya bagi para artis dan influencer.

Sebab sekali lagi, mereka menjadi publik figur yang kebanyakan dijadikan contoh oleh para generasi sekarang. Jika memberikan contoh yang tidak baik, bahkan menyebabkan kecemburuan sosial, lantas rusaklah negara kita ke depannya.

Arini Sa’adah

Freelance Writer

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *