Pakar Filologi Islam Ungkap Manuskrip Kitab Peninggalan Abad 18
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Baru-baru ini pakar filologi Islam, Ahmad Ginanjar Sya’ban menunjukkan sebuah manuskrip kuno dari kitab peninggalan abad 18 M. Manuskrip tersebut adalah kitab berjudul Fath al-Mulûk karya ulama asal Banten, Syaikh Abdullah b. Abdul Qahhar al-Bantani.
Manuskrip tersebut menurut Ginanjar Sya’ban memiliki angka tahun 1183 H atau 1769 M. “Judul lengkapnya adalah Fath al-Mulûk li Yashil ilâ Mâlik al-Mulûk ‘alâ Qâidah Ahl al-Sulûk,” ungkanya dilansir Hidayatuna.com, dari akun Facebook pribadinya, Ahad (16/8/2020).
Dosen magister Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Jakarta ini menjelaskan bahwa kitab Fath al-Mulûk berisi beberapa bidang kajian ajaran agama Islam. Antara lain seperti teologi (ushûl al-dîn), yurisprudensi (fikih), ushul fikih, tasawuf, dan etika.
“Dari kesemua itu, yang paling dominan adalah kajian dalam bidang tasawuf,” jelasnya.
Manuskrip kitab Fath al-Mulûk saat ini lanjut dia, tersimpan sebagai koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) Jakarta, dengan nomor kode A. 111. Dalam koleksi bernomor kode tersebut, terdapat pula sejumlah karya Syaikh Abdullah b. Abdul Qahhar Banten lainnya.
“Bahasa yang digunakan dalam penulisan kitab ini adalah bahasa Arab, dengan jenis aksara Arab (khath) kombinasi antara ta’lîq dan naskhî. Warna tinta teks pada naskah adalah hitam dan merah,” ujarnya.
Sedangkan dalam kolofon, didapati informasi jika karya ini selesai ditulis pada tahun 1183 Hijri (bertepatan dengan tahun 1769 Masehi) dengan tempat penulisan di area istana Kesultanan Banten.
“Dalam kata pengantarnya, Syaikh Abdullah b. Abdul Qahhar Banten mengatakan bahwa ia menulis karya ini karena diminta oleh penguasa Banten saat itu, yaitu Sultan Abu al-Nashr Muhammad Arif Zainul Asyikin (memerintah 1753-1773 M), putra dari penguasa Banten sebelumnya, yaitu Sultan Abu al-Fath Muhammad Syifa Zain al-Arifin (memerintah 1733-1750 M),” jelasnya.