Paham Kebangsaan Jadi Ekstrakurikuler Opsi GMNI Cegah Radikalisme
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Arjuna Putra Aldino mengatakan bahwa program ekstrakurikuler disusupi oleh paham intoleran. Untuk itu, adanya pendidikan kebangsaan sebagai program ekstrakurikuler sangat mendesak untuk diimplementasikan.
“Kita usulkan pendidikan kebangsaan sebagai program ekstrakurikuler. Saat ini terbukti, program ekstrakurikuler jadi pintu masuk paham intoleran. Maka dari itu usulan kami sangat urgen”, kata Arjuna dalam keterangan resminya, Rabu (15/1/2020).
Arjuna menegaskan, usulan GMNI menjadikan pendidikan kebangsaan sebagai program ekstrakurikuler bukan tanpa alasan. DPP GMNI, kata dia, sudah melakukan kajian dan merujuk hasil survei yang dilakukan Maarif Institute selama 2017 di enam provinsi, aktivitas di sekolah setelah jam belajar-mengajar kerap disusupi paham intoleransi, bahkan ektremisme.
“Kami sudah mengkaji dan menginventarisir hasil survei. Hasilnya, program ekstrakurikuler menjadi ladang empuk bagi berkembangnya paham intoleran. Karena minim pengawasan dari pihak sekolah”, jelasnya.
Menurut dia, sudah saatnya pemerintah menjadikan pendidikan kebangsaan sebagai program ekstrakurikuler, jika tidak menurut Arjuna maka 10—20 tahun ke depan berbahaya bagi keutuhan dan kebhinekaan Indonesia.
Karenanya, bagi dia menjadikan pendidikan kebangsaan sebagai program ekstrakurikuler tidak bisa ditawar-tawar lagi. “Ini sudah stadium ke-4. Tidak bisa ditawar-tawar lagi. Jika pemerintah tidak menjadikan pendidikan kebangsaan sebagai program ekstrakurikuler. Berbahaya bagi masa depan kebhinekaan Indonesia”, tuturnya.
Arjuna menambahkan, DPP GMNI siap menjadi partner pemerintah untuk merancang dan mengaplikasikan program ekstrakurikuler pendidikan kebangsaan secara serius. Karena bagi Arjuna, ini tugas pokok GMNI sebagai organisasi mahasiswa yang berhaluan nasionalisme dan kebangsaan.
“Kami GMNI siap untuk berdiskusi secara serius dengan pemerintah terkait persoalan intoleransi di sekolah. Kami juga siap menjadi garda terdepan mengaplikasikan program ekstrakurikuler pendidikan kebangsaan,” pungkasnya. (AS/HIDAYATUNA.COM)