Pada Akhirnya, Hidup Ini Tentang Merasa Cukup

 Pada Akhirnya, Hidup Ini Tentang Merasa Cukup

Amalan 1 Muharram Agar Terlindung dari Marabahaya (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Kehidupan memang lebih banyak melenakan umat manusia. Rasa bahagia yang menggebu tak jarang membuat manusia lupa siapa Sang Pencipta dan apa yang menjadi kewajiban kepada-Nya.

Manusia mudah sekali dikendalikan oleh berbagai kondisi di dunia. Apa yang dirasanya membuat senang, maka itulah yang diinginkannya lagi karena pada dasarnya, manusia tidaklah pernah merasa puas.

Sebagai contoh, saat bekerja dan mendapat penghasilan dua juta rupiah, jumlah tersebut lama-kelamaan akan terasa kurang. Manusia akan berusaha untuk mencari penghasilan yang lebih lagi.

Saat sudah mendapat pengahsilan yang lebih tinggi, misalnya lima juta, lama-kelamaan jumlah itu juga akan terasa kecil. Hal tersebut akan terus berlanjut sampai entah kapan ia akan merasa puas.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kehidupan ini tentu saja membutuhkan uang untuk bisa tetap bertahan hidup. Oleh karena itu, sudah sewajarnya manusia membanting tulang bekerja untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari.

Apalagi bagi mereka yang sudah hidup berkeluarga. Pastinya kebutuhan juga akan semakin bertambah.

Tapi, jika ditanya kapan kamu merasa cukup? Tidak semua orang mampu menjawabnya. Bahkan ada keraguan yang membebani diri karena diri mereka sendiri masih belum yakin, hidup yang dirasa cukup itu seperti apa.

Semakin Dituruti, Semakin Banyak Maunya

Benar adanya jika nafsu adalah musuh paling besar bagi manusia. Lawan yang tak nampak ini pada kenyataannya paling sulit untuk dikalahkan.

Tidak sedikit dari manusia yang diperdaya oleh nafsu sehingga tak mampu untuk mengendalikan. Apa yang menjadi keinginannya, akan berusaha ia turuti.

Hal ini sebagaiman firman Allah SWT dalam Al-quran surat Al Jatsiyah ayat 23 yang artinya:

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkan berdasarkan ilmu. dan Allah telah mengunci mata pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

Jika hawa nafsu ini semakin dituruti dan kamu tidak berusaha untuk mengendalikannya, maka bisa saja apa yang kamu inginkan pun tidak akan terfilter dengan baik. Bahkan akan semakin samar mana yang sebetulnya kamu butuhkan dan mana yang kamu inginkan karena keduanya adalah hal yang berbeda.

Seberapa pun Harta, Tidak Akan Merasa Cukup

Mungkin ada sebagian orang yang di awal merintis untuk mendapatkan penghasilan akan bertekad agar bisa mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya. Namun, tanpa ia sadari walaupun usahanya sudah cukup keras dan mendapat penghasilan yang tergolong tinggi, rasa cukup itu masih belum juga dirasakan.

Ia masih terus memeras keringat untuk meraih tekadnya tersebut demi bisa memenuhi semua kebutuhan. Rasa cukup itu belum juga ia temukan dan hanya rasa kekurangan saja yang membuatnya ingin selalu mendapatkan hal yang memuaskan.

Dengan Bersyukur, Maka Akan Merasa Cukup

Jika menyuruh orang lain untuk bersyukur memang terasa mudah sekali. Di sisi lain, dalam praktiknya cukup berat untuk dijalankan.

Namun hal tersebut perlu untuk dilatih sedikit demi sedikit. Di mana dengan apa yang kita terima, berapa pun jumlahnya, dan apa pun barangnya, maka berterimakasihlah pada Allah SWT.

Lisan, hati, dan perbuatan berjalan secara beriringan untuk merasakan pemberian tersebut. Sebab saat kita mampu bersyukur dengan apa yang sudah didapatkan, maka saat itulah kita akan merasa cukup.

Segala kelebihan yang ada hanyalah milik Allah SWT dan kita sebagai manusia hanyalah terbatas. Bahkan Allah SWT. juga sudah berjanji dalam surat Ibrahim ayat 7 yang artinya:

Sesunggunya jika kalian bersyukur (atas nikamt-Ku), pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih”.

Allah SWT. tentu tidak akan tinggal diam dengan hamba-hamba-Nya yang senantiasa berusaha dan tidak berputus asa. Sebab segala jerih payah yang kita lakukan, yang dibarengi dengan niat baik dan mengharap rida Allah SWT. hasilnya pun juga akan baik.

Kemudian, jangan lupa bahwa apa pun yang kamu usahakan, iringilah dengan rasa syukur. Di saat itulah, hidupmu akan merasa berkecukupan dan hati juga akan terasa tenang tanpa harus dikejar-kejar dengan target nafsu yang membuatmu tidak pernah merasa puas.

Widya Resti Oktaviana

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *