Ormas Islam dan Filantropi Under Covid-19
Oleh: Aris Nurlailiyah, M. Pd.I*
Indonesia merupakan negara yang memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai langkah pencegahan penyebaran Covid-19, kebijakan ini memberikan dampak di berbagai sector, diantaranya ranah ekonomi yang melanda seluruh warga baik formal maupun informal. Namun, hingga hari ini pemerintah belum merata dalam memberikan stimulus ekonomi seperti: sembako, pembebasan biaya listrik dengan daya 450 VA dan pemotongan 50% dengan daya 900 VA, penundaan cicilan di Bank dan lain sebagainya.
Dengan adanya hal tersebut, Ormas Islam terbesar di Indonesia yaitu NU dan Muhammadiyah turun tangan dengan memberikan filantropi atau yang sering disebut dengan kedermawanan sosial. Konsep filantropi adalah charity yaitu pemberian sukarela (voluntary services) dan asosiasi sukarela (voluntary association) secara suka rela untuk membantu pihak lain yang membutuhkan sebagai ekpresi rasa cinta. Dalam Islam, filantropi hadir dalam bentuk zakat, infak, sedekah dan wakaf. Sehingga filantropi ini bertujuan untuk kesejahteraan umat dalam upaya pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial. Filontropi tersebut disalurkan kepada kelompok-kelompok rentan seperti lansia, disabilitas, anak-anak dan bayi yang perlu perhatian khusus serta masyarakat kurang mampu.
Posisi Ormas di hati pengikutnya cukup kuat, oleh karena itu ia sangat tepat untuk mengambil peran sebagai pengarah masyarakat guna melakukan langkah-langkah pencegahan secara medis maupun non medis. Himbauan secara medis seperti memakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, memakai hand sanitizer, menjaga jarak, membersihkan masjid-mushola. Kemudian himbauan secara non medis seperti perilaku untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa, berbuat baik dengan sesama, istighasah bersama dengan metode daring dan membaca doa anti Corona.
Kedua Ormas tersebut bersama-sama memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, diantara bantuan yang sudah disalurkan adalah alat pelindung diri (ADP), masker, sembako, layanan konseling berbasis daring dan lain sebagainya. Pengurus Ormas juga meminta kepada anggotanya hingga tingkat desa untuk melakukan pemantauan kepada masyarakat bila sewaktu-waktu ada masyarakat yang membutuhkan bantuan.
NU terus melakukan upaya agar masyarakat mengikuti protocol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah, ia juga melakukan penyemprotan disinfektan di beberapa tempat serta menyalurkan APD langsung ke Rumah sakit tertentu atau melalui Asosiasi Rumah Sakit NU (ARSINU). Sementara Muhammadiyah, memberikan insentif atau subsidi kepada pekerja yang penghasilannya harian dan melalui jaringan ratusan rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia, sekitar 35 RS-nya turut membantu menangani pasien yang positif Covid-19 dengan berbagai dukungan yang lainnya.
Filantropi di Indonesia berakar dari doktrin agama yang diperkuat dengan tradisi, ia telah menjadi kebiasaan hidup masyarakat, contohnya seperti kendurian (perjamuan makan untuk memperingati peristiwa, meminta berkah, dan sebagainya) pada masyarakat Jawa, buwohan (arisan) tradisi pernikahan pada suku-suku tertentu, jimpitan (iuran khas) yang biasanya pada masyarakat perkotaan yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, dalam kasus internasional di tahun 2018 menurut survei yang dilakukan Lembaga amal Inggris Charities Aid Foundation (CAF) Indonesia disebut sebagai negara yang paling dermawan di dunia. hal ini sebagai bukti tradisi filantropi secara tidak langsung turun temurun kepada anak cucu dan menciptakan rasa empati serta loyalitas yang sudah tertanam sejak dini. Sehingga di tengah musibah pandemi-Corona ini, masyarakat Indonesia tidak akan sampai benar-benar kelaparan, kecuali dalam kasus-kasus tertentu.
Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa keterlibatan ormas-ormas Islam di Indonesia sangat berguna bagi masyarakat dan negara, namun perlu diperhatikan lebih lanjut tentang bantuan-bantuan yang diberikan hendaknya tidak hanya berpikir untuk sekedar memberi tetapi perlu untuk membangun ketahanan pangan dari hulu ke hilir sebagai upaya untuk mengedukasi masyarakat bersikap mandiri, pekerja keras dan tidak bermental peminta.
Baca Juga: Ini Bunyi Fatwa Muhammadiyah Jika Corona Tak Reda di Bulan Puasa
10 Comments
Sudah selayaknya kita sebagai makhluk sosial saling membantu antar sesama manusia. Tidak memandang agama,suku, ras dan lain-lain.
Kita sebagai makhluk sosial sudah semestinya saling membantu apalagi di situasi seperti ini.Pemerintah dan Ormas menghimbau kita menjaga kesehatan agar tidak terkena virus dengan cara mencuci tangan dengan air mengalir, menggunakan masker saat berpergian dan menggunakan hand senitizer.
Sudah kewajiban nya ormas Islam membantu di tengah wabah ini
Sudah seharusnya kita sebagai makhluk sosial harus saling membantu. Karena dengan adanya saling bantu membantu akan terwujud persaudaraan.
Saya setuju dengan tulisan Bu Aris ini, Indonesia adalah negara timur yang dimana sikap peka dan peduli nya lebih lebih, trimakasih Bu.atas tulisannya bermanfaat sekali
Saling bantu membantu dan saling perduli akan tercipta damai indah dan tenang menjadikan semua seperti keluarga sendiri sudah sepatutnya karena manusia adalah makhluk sosial
Saya setuju dengan tindakan yang dilakukan oleh ormas untuk membantu sesama, memang di tengah wabah covid-19 ini banyak masyarakat yg terkena dampaknya. Sudah semestinya kita sebagai sesama muslim saling membantu.
Saya setuju dengan tindakan yang dilakukan untuk mencegah covid-19 ini, sudah sepantasnya antara sesama ormas atau orang lain saling membantu karena manusia termasuk makhluk sosial
Saya setuju dengan artikel ini, sudah seharusnya kita sebagai makhluk sosial saling membantu. Dan juga tindakan yang dilakukan oleh kedua ormas ini dalam upaya pencegahan penyebaran Virus Corona ini harus kita dukung..
Saya setuju dengan artikel yang dibuat oleh Bu Aris, perlu kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial jadi manusia hidup itu harus saling membantu satu dengan yang lain dalam menghadapi pandemi virus Corona.