Orang yang Memakai Dalil Qur’an Harus Bersih Lahir Batin
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Fenomena saat ini, banyak dijumpai orang menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai dalil pembenaran atas kepentingan diri sendiri. Menurut pendakwah milenial, Habib Husein Ja’far Al-Hadar situasi ini harus diwanti-wanti.
Ia menyadari bahwa fenomena orang memakai dalil agama untuk pembenaran sepihak, sudah terjadi sejak lama. Bahkan kasus tersebut juga sudah ada di zaman sahabat dan tabiin.
“Dalam sejarah Islam emang sering terjadi fenomena sama-sama Islam, saling mendelegitimasi dengan ayat,” kata Habib Ja’far melalui video singkat akun Instagram pribadinya @husein_hadar, Jumat (26/08/2022).
Menurutnya buntut dari itu semua adalah adanya interprestasi yang tidak objektif. Sehingga yang menonjol cenderung egoisme, emosional dan lain sebagainya.
“Interpretasi itu menjadi sangat penting. Qur’an itu suci, tapi interpretasi, penafsirannya itu tidak suci,” jelasnya.
Habib Ja’far menjelaskan bahwa seseorang yang berhak menginterpretasikan atau menafsirkan Al-Qur’an harus memiliki hati yang suci dari segala bentuk kepentingan. Selain itu harus bersih dari ego.
“Maka ayat Al-Qur’an bisa ditarik, mana-mana sehingga poinnya adalah pembaca-pembaca dan penginterpretasi ayat-ayat suci ayat itu harus memastikan dirinya bebas dari pertama nafsu yang kedua bebas dari kepentingan,” sambungnya.
Dia mengatakan bahwasanya untuk menyentuh Al-Qur’an tentunya harus bersuci terlebih dahulu. Bersuci dari segala hadas besar maupun kecil dan bersih hati.
“Seharusnya yang memegang pegang Al-Qur’an, kata Allah Swt dalam Al-Quran adalah seorang yang suci secara hukum. Suci secara lahir pegang Al-Qur’an, harus berwudhu tapi yang jauh lebih mendalam secara batin, harus suci juga batin,” tandasnya. []