Orang Saba, Bangsa Arab Pertama yang Mengenal Peradaban
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Sejarah mencatat, orang-orang Saba yang berada di kawasan Arab Selatan yakni Yaman dan sekitarnya disebut sebagai perwakilan dari bangsa Arab pertama yang mengenal perabadaban.
“Orang-orang Saba adalah bangsa Arab pertama yang melangkah menuju pintu peradaban. Mereka menempati posisi penting sebagaimana terungkap dalam tulisan-tulisan kuno,” ungkap sejarawan Philip K Hitti dalam buku History Of The Arabs dikutip Senin (5/8/2024).
Menurut Hitti, rujukan tertua tentang orang-orang Saba dalam literatur Yunani terdapat dalam catatan Theophratus. Ia adalah sejarawan klasik yang wafat pada 288 sebelum Masehi.
Melalui bukunya berjudul Historia Plantarum, Theophratus menjelaskan bahwa ujung barat daya semenanjung Arab merupakan tempat tinggal pertama orang-orang Saba.
Hitti menjelaskan, orang-orang Saba merupakan orang Phoenisia dari laut selatan. Mereka mengenal rute perjalanan, menguasai pergantian musimnya dan memonopoli pedagangan selama satu seperempat abad terakhir sebelum Masehi.
“Orang-orang Saba menurunkan seluruh keluarga Arab Selatan,” ungkap Hitti.
Orang pertama yang mengungkap tulisan-tulisan Arab Selatan adalah Carsten Niebuhr. Di mana saat itu Aelius Gallus (24 SM) menjadi orang Eropa pertama yang mengunjungi Najran di Yaman (1869-1870 M) dan membawa salinan 685 tulisan dari 37 tempat berbeda.
Seperti yang terungkap dalam tulisan-tulisan itu, bahasa Arab Selatan atau bahasa Minea-Saba memiliki 29 huruf alfabet.
Huruf-huruf itu mewakili percabangan awal dari huruf Sinai, yang menghubungkan alfabet Phoenisia dengan alfabet induknya dari Mesir.
Dimana tulisan paing awal itu ditemukan kebanyakan ditulis dari kanan ke kiri, yang berasal dari abad ke-8 dan ke-9 SM.
Hitti mengungkap kerajaan pertama yang berhasil diketahui di wilayah Arab Selatan pada zaman kuno adalah kerajaan Saba dan Minea. Selama beberapa abad, keduanya hidup pada masa yang sama dengan sistem kerajaan teokrasi. []