Operasi Bayi Kembar Siam Israel Oleh Ahli Bedah Muslim
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Bayi kembar siam di Israel beberapa waktu tengah menjalani operasi. Operasi dilakukam menyusul kepala bayi kembar tersebut menyatu.
Situasi menegangkan karena operasi kali ini merupakan operasi yang sulit. Perlu kehati-hatian super ekstra.
Namun, kegiatan operasi akhirnya berjalan lancar, setelah seorang ahli bedah muslim bernama Noor Ul Owase Jeelani ikut turun tangan mengawal operasi tersebut. Dokter muslim kelahiran Kashmir itu membantu keluarga Yahudi yang mengalami kesulitan.
Hal itu disampaikan langsung Jeelani kepada Times of Israel dilansir dari CNN Indonesia. Menurutnya, proses operasi bayi kembar berkepala dempet ini disebut sebagai momen yang sangat menegangkan.
Disebut menegangkan karena operasi kali ini menyangkut nyawa dua orang bayi, jika terjadi kesalahan sedikit. Meski demikian, akhirnya operasi itu bisa bejalan lancar.
“Adalah momen yang sangat istimewa ketika orang tua (bayi kembar siam) merasa sangat bahagia,” ungkap Jeelani dilansir Senin (13/9/2021).
Di mana setelah operasi berhasil, kedua orang tua bayi benar benar tidak bisa menutupi rasa harunya. Antara tersenyum, bahagia dan merasa lega menyatu. Moment itulah yang membuat Jeelani benar benar merasa bersyukur atas berhasilnya operasi yang ia lakukan.
“Saya belum pernah dalam hidup saya melihat seseorang tersenyum, menangis, bahagia, dan lega pada saat yang sama. Sang ibu tidak bisa mempercayainya. Kami harus menarik kursi untuk membantunya tenang,” sambungnya.
Ia mengatakan bahwa tujuannya ikut dalam tim dokter itu adalah untuk menyelamatkan nyawa.
“Seperti yang saya katakan sepanjang hidup saya, semua anak adalah sama, apa pun warna kulit atau agamanya,” jelasnya.
“Perbedaan itu buatan manusia. Seorang anak adalah seorang anak. Dari sudut pandang dokter, kita semua adalah satu.”
Sementara itu, Kepala Operasi Saraf Anak di Soroka, Mickey Gideon mengakui bahwa operasi selama 12 jam ini memang merupakan operasi yang sulit.
“Operasi ini sangat langka dan kompleks yang hanya pernah dilakukan sebanyak 20 kali di dunia, dan kini untuk pertama kalinya di Israel,” ujar Gideon.