NU Haramkan Meminta Fatwa Kepada AI

 NU Haramkan Meminta Fatwa Kepada AI

Nahdlatul Ulama (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Komisi Bahtsul Masail Waqiiyah Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama Nahdlatul Ulama (NU) telah mengeluarkan pernyataan yang melarang umat Islam untuk meminta fatwa kepada artificial intelligence (AI), atau kecerdasan buatan. Kiai Hasan Nuri Hidayatullah, anggota komisi tersebut, menjelaskan bahwa produk AI tidak boleh dijadikan pedoman bagi umat Islam.

Menurut Kiai Hasan, meskipun AI memiliki tingkat kecerdasan yang mungkin dapat melebihi manusia, teknologi kecerdasan buatan tersebut belum dapat dijadikan objek untuk memohon fatwa.

Hal ini disebabkan karena kebenaran dari jawaban yang diberikan oleh AI masih belum dapat dijamin. Selain itu, terdapat potensi halusinasi dan ketergantungan pada informasi yang diterima oleh AI.

Selain alasan tersebut, Kiai Hasan juga menekankan bahwa sebagian besar AI saat ini diproduksi oleh perusahaan-perusahaan digital yang berbasis non-Muslim. Oleh karena itu, komisi ini memberikan rekomendasi agar NU dapat mengembangkan kecerdasan digital yang diisi dengan konten-konten oleh individu yang memiliki otoritas dalam hal fatwa dan aspek keagamaan.

Kiai Hasan berharap bahwa dengan langkah-langkah ini, NU dapat memastikan bahwa umat Islam memiliki sumber referensi yang steril dan tidak bercampur dengan paham-paham di luar dari Ahlussunah wal Jamaah.

Pernyataan ini dikeluarkan dalam rangka Munas Alim Ulama NU 2023 yang digelar di Asrama Haji Pondok Gede pada 18-20 September 2023. Salah satu topik pembahasannya adalah penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam konteks keagamaan.

Sebelumnya, beberapa tokoh agama telah mengimbau umat Islam untuk memanfaatkan AI dalam hal dakwah dan pencarian solusi keagamaan. Namun, Kiai Hasan Nuri Hidayatullah dan komisi ini mengingatkan agar penggunaan AI dalam konteks agama harus dilakukan dengan bijak dan beretika.

Demikian pula, edukasi kepada umat tentang penggunaan AI dalam mencari solusi keagamaan menjadi penting untuk memahami bahwa respons AI sangat bergantung pada cara pertanyaan diajukan dan konteksnya.

Dengan langkah-langkah yang bijaksana, para tokoh agama dan dai diharapkan dapat memanfaatkan teknologi AI dengan efektif dalam menyebarkan pesan-pesan keagamaan, sekaligus memastikan bahwa teknologi ini digunakan untuk kebaikan umat Islam.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *