NU dan Muhammadiyah Dinilai Sebagai Dua Sayap Islam Moderat
HIDAYATUNA.COM, Jakarta — Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra menyebut, keberadaan organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang saling melengkapi memperkuat konsep Islam yang moderat.
Hal itu, ia sampaikan saat mengisi Simposium Nasional Islam Nusantara: Islam Nusantara dan Tantangan Global yang diselenggarakan Fakultas Islam Nusantara, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia di Gedung PBNU pada Sabtu (8/2) kemarin.
“Kita beruntung Indonesia ini Ummatan Wasatiyah itu bagaian terbesarnya Islam Nusantara. Tidak monolitik Islam wasatiyah. Tapi bagian besarnya Islam Nusantara itu Islam yang identik dengan Nahdliyyin, dan satu sayap lagi yang sedikit lebih kecil itu Islam berkemajuan, Muhammadiyah. Saya menyebutnya dua sayap Islam Indonesia yang saling melengkapi satu sama lain,” kata Azyumardi dikutip Ahad (9/2/2020).
Sebetulnya diantara dua sayap ini, lanjut dia, saling mendekat beberapa tahun terakhir, karena terjadinya konvergensi keagamaan diantara Nahdliyyin dan Muhammadiyah.
Azyumardi menjelaskan, konsep Islam wasatiyah atau Islam yang moderat di Indonesia adalah masa depan Islam dunia.
Menurutnya, banyak negara yang mencoba mengembangkan Islam wasatiyah, namun belum berhasil karena tidak terjadinya akomodasi timbal balik antara budaya dan Islam itu sendiri.
“Sudah lama Mesir ingin mengembangkan Islam wasatiyah tapi belum berhasil sampai sekarang karena antara budaya dan Islamnya itu tidak kompatibel tidak terjadi akomodasi timbal balik seperti di Indonesia. Oleh karena itu tidak pernah berkembang. Sekarang ini banyak kalangan di Timur tengah mulai dengan tema wasatiyahnya itu,” tandasnya.