Ngajari Jujur itu Lebih Sulit Dibanding Ngajari Salat
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ahli filsafat dari UIN Sunan Kalijaga, Fahruddin Faiz mengatakan bahwa dalam hal utusan mencari jodoh, diminta untuk mengutamakan akhlaknya. Menurutnya, jika akhlaknya buruk, maka agamanya juga buruk.
“Besok kalo nyari istri, apa nyari suami yang pertama perhatikan akhlaknya. Akhlaknya rusak, maka agama juga akan cepat sekali rusaknya,” ucap Fahrudin Faiz, dalam sebuah tayangan video singkat Instagram @ngajifilsafat, dikutip Senin (25/07/2022).
Pria yang saat ini populer di kalangan akademisi terutama pegiat filsafat itu mengatakan bahwa akhlak yang baik tidak bisa diukur dengan ibadah formal saja. Seharusnya ibadah formal menjadikan akhlak menjadi baik, namun kenyataannya tidak demikian.
“Jadi, bukan yang setiap malam tahajud atau yang tiap hari puasa, karena kadang-kadang ibadah formalnya bagus, tapi akhlaknya jelek,” jelas Fahrudin Faiz.
Misalnya akhlak sehari-harinya rusak sehingga menyusahkan orang lain. Untuk itu, ia mengingatkan agar mencari jodoh yang antara akhlak dan ibadah formalnya nyambung.
Menurutnya, mengajari orang untuk bersikap baik, jujur, sabar atau hal-hal baik lainnya itu lebih sulit daripada mengajari orang untuk shalat.
“Ngajari cara untuk salat itu lebih mudah daripada ngajari jadi orang untuk jujur, tekun, sabar, teguh,” ucapnya.
Maka dari itu perhatikanlah akhlak calon istri atau suami. Benarkah calon suami atau istri itu baik? Cara untuk mengidentifikasinya adalah, apakah seseorang itu baik kepada orang tuanya, baik kepada tetangganya, baik kepada teman-temannya.
“Tanyakanlah akhlaknya, perilakunya pada orang tua pada tetangga, pada teman-temannya,” pungkasnya.