Negara Tidak Boleh Kalah dengan Kelompok Teroris KKB Papua

112 Orang Tewas dalam Pertempuran di Lasanod, Somalia (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bisa dibilang sebagai teroris nyata yang hadir di ujung pulau Indonesia, Papua. Jika selama ini teroris akrab dengan aksesoris keagamaan, tidak demikian dengan kelompok yang telah melakukan tindakan biadab ini.
KKB melakukan aksi terorisme tanpa embel-embel keagamaan, tidak menyerbu umat dari agama tertentu ataupun salah satu rumah ibadah. Mereka menyasar kemanusiaan dengan menebarkan ketakutan dan ancaman kepada masyarakat sekitar.
Kejinya, mereka sampai hati memperkosa dan membunuh tenaga kesehatan yang bertugas di sana. Namun mengapa tindakan kejam kelompok teroris di Papua ini tidak pernah surut?
Hak Asasi Manusia (HAM) dan Negara harus hadir sebagai garda terdepan dalam kasus terorisme besar di Bumi Cendrawasih ini. Sebab kelompok teroris ini tidak hanya membahayakan nyawa manusia di sana, mulai dari sipil hingga aparat, melainkan telah merusak berbagai fasilitas negara.
Kehadiran HAM dan Negara sebagai bentuk jihad yang dilakukan untuk menyelamatkan umat. Disamping menyelesaikan konflik, kehadiran kedua elemen ini turut menghindarkan provokasi kelompok tersebut dengan masyarakat sehingga tidak menjadi berkepanjangan.
Perintah Alquran Berjihad Menuntaskan Teroris
Sebagaimana dikutip dari surah Al-Baqarah ayat 194:
…فَمَنِ ٱعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَٱعْتَدُوا۟ عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا ٱعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ…
“… oleh sebab itu, barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah dia, seimbang dengan seranggannya terhadapmu…”
Dalam kasus kekerasan yang dilakukan oleh KKB di Papua ini, menargetkan penduduk sipil berarti darah dibalas darah, nyawa dengan nyawa.
Allah SWT. berfirman dalam QS. An Nahl: 126, yang berbunyi,
وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا۟ بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُم بِهِۦ ۖ وَلَئِن صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصَّٰبِرِينَ
“maka dari itu, bila kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu…” (An Nahl:126)
Peran Negara Mewujudkan Rahmatan Lil Alamin
Semua kekacauan yang terjadi di tanah Papua disebabkan oleh golongan kaum musyrikin. Tindakan mereka telah melampaui batas lebih kejam daripada perang biasa yang sedang dilawan.
Atas dasar itulah kemudian Allah SWT. mewajibkan perang melawan kejahatan sebagaimana yang dilakukan para teroris KKB di Papua tersebut. Hal ini sebagai kewajiban agar kedudukan sosial yang seimbang bisa dicapai.
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci; boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu: Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Sekali lagi Negara tidak boleh kalah dalam melawan teroris KKB di Papua guna menjaga kemaslahatan umat. Bukan saja umat agama tertentu melainkan seluruh alam, sebagaimana Islam hadir sebagai rahmatan lil alamin.
Demikian pula semestinya Negara menempatkan diri dan berperan sebagai penengah konflik masyarakat dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Tidak ada salahnya pula ulama ikut hadir dalam mendoakan agar konflik ini segera selesai dan kebiadaban tidak lagi terjadi di Bumi Pertiwi. Alfatihah.